Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Perusahan supercar kondang milik Elon Musk kembali mengumumkan pemangkasan harga untuk penjualan mobil listrik atau Electric Vehicle (EV) termahalnya di Amerika Serikat, yakni Tesla Model S dan Model X.
Dalam pengumuman yang dirilis di situs web, Tesla menyampaikan bahwa mereka akan melakukan pemotongan harga khusus untuk pembelian mobil listrik Model S dan Model X di pasar Amerika. Adapun besaran potongan harga yang diberikan Tesla yakni berkisar antara 4 persen hingga 9 persen.
“Keinginan orang untuk memiliki Tesla sangat tinggi, namun terhalang oleh harga. Sehingga Tesla berinisiatif melakukan penyesuaian dengan memberikan diskon berkisar dari 4 pada versi performa Model S dan 9 persen pada Model X," kata Musk pekan lalu di hari investor Tesla, Senin (6/3/2023).
Baca juga: Bos Tesla Elon Musk Kembali Jadi Orang Terkaya di Dunia, Kekayaan Bersihnya Capai Rp 2.851 Triliun
Lewat pemberian diskon tersebut nantinya harga mobil listrik Model S versi dasar akan dipotong sebesar 5.000 dolar AS menjadi 89.990 dolar AS. Sementara model S varian Plaid harganya akan dipatok turun jadi 109.990 dolar AS.
Kemudian untuk harga performa dan varian dasar mobil Model X versi AWD dipotong sebesar 10.000 menjadi 99.990 dolar AS sementara versi Plaid turun harga jadi 109.990 dolar AS.
Mengutip dari Reuters, potongan harga tersebut merupakan kali kelima yang dilakukan Tesla, setelah sebelumnya sang CEO Elon Musk memberikan diskon besar – besaran pada penjualan mobil listrik Model 3 dan Model Y di pasar China.
Berkat diskon itu, Asosiasi Mobil Penumpang China mencatat selama Januari 2023, penjualan mobil listrik Tesla di Beijing mengalami lonjakan tajam tembus mencapai 66.051 juta kendaraan.
Jumlah tersebut meningkat 18 persen bila dibandingkan dengan bulan Desember 2022, dimana saat itu Tesla hanya dapat menjual kendaraan listrik sebanyak 55.796 unit.
Alasan ini yang kemudian mendorong Elon Musk untuk kembali memberikan diskon tambahan bagi para pelanggannya di AS guna menggenjot penjualan mobil listrik di negeri Paman Sam.
Sehingga Tesla dapat meraup lonjakan laba di awal tahun 2023, mengingat selama 2022 kemarin penjualan mobil listrik Tesla di pasar global terus mengalami sejumlah tekanan hingga gagal mencatatkan lonjakan pendapatan.