TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Senior Lecturer at Department of Civil and Environmental Engineering Universitas Indonesia Ir. Tri Tjahjono, M.Sc. mengatakan kompetensi pengendara harus didukung standar keselamatan motor yang prima, apalagi isu utama kecelakaan karena kecepatan kendaraan yang tidak dikontrol dengan baik.
“Dari riset yang kami dapatkan, fitur pengereman menjadi poin penting dalam komponen kendaraan yang berdampak terhadap keselamatan berkendara," ujarnya di acara Focus Group Discussion bertema “Safer Riding with Advance Braking Technology" yang diselenggarakan Otomotif Group, bagian dari Grid Network Kompas Gramedia di Jakarta, baru-baru ini.
Karena itu, penggunaan fitur ABS pada sepeda motor menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi dampak kecelakaan.
"Pemasangan fitur ABS di sepeda motor berperan untuk membantu risiko terjatuh dan jarak pengereman dapat dikurangi secara signifikan, deselerasi optimal tanpa roda terkunci, dan stabilitas pengendara yang lebih terjaga,” kata Tri dalam sesi paparan materi FGD.
Dalam paparannya, dia mengatakan sekitar seperempat dari semua kecelakaan yang relevan dengan pengereman dapat diatasi jika setiap sepeda motor dilengkapifitur ABS.
“Keuntungan dari Sepeda motor ABS dapat mengurangi hingga 27 persen kasus kecelakaan," ujarnya.
"Sebanyak 2.120 jiwa dapat diselamatkan bila mengacu jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu-lintas di tahun 2022,” kata dia.
ABS merupakan teknologi pionir yang telah diakui merevolusi laju kendaraan dalam kondisi darurat dan memberikan kendali yang lebih optimal bagi pengemudi.
Baca juga: Fitur ABS di Sepeda Motor, Seberapa Signifikan Kemampuannya Menekan Fatalitas Kecelakaan?
Berbagai penelitian pun telah mengkonfirmasi bahwa teknologi pengereman ABS pada sepeda motor dapat menyelamatkan banyak nyawa. Pengakuan terhadap ABS bahkan semakin dikuatkan dalam bentuk regulasi pemerintah.
Saat ini, beberapa negara, seperti Inggris dan Kanada, sudah mewajibkan penggunaan fitur ABS pada sepeda motor yang dipasarkan di negara mereka.
Yang terdekat, di beberapa negara ASEAN, aplikasi ABS pada kendaraan roda dua telah diwajibkan di Thailand dan Malaysia.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi KNKT) Dr. Ir. Soerjanto Tjahjono mendukung penerapan teknologi dalam keselamatan berkendara seperti fitur pengereman ABS.
Namun upaya itu harus diikuti dengan diikuti edukasi yang masif tentang informasi teknis dan tata cara pengereman yang sesuai demi memitigasi risiko kecelakaan di jalan raya.
“Saat ini penerapan ABS memang sifatnya masih sukarela namun teknologi ini sangat bermanfaat dan dapat membantu pengendara saat pengereman mendadak," kata dia.
"Kami senantiasa mendorong kajian mendalam terkait ABS ini dan teknologi lainnya yang diterapkan pada
sepeda motor dengan mempertimbangkan kondisi unik Indonesia,” ungkap Soerjanto.