Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasar kendaraan komersial tahun 2023 turun sekitar 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi akibat sektor-sektor bisnis pendongkrak penjualan memilih wait and see menjelang pemilu 2024.
Penjualan kendaraan niaga tahun 2023 mencapai sebanyak 236.321 unit, turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 252.263 unit.
Baca juga: KTB Ganti Pucuk Pimpinan, Daisuke Okamoto Jadi Presdir Baru
Diperkirakan pasar di tahun 2024 ini juga tidak akan bergerak dari angka di atas alias stagnan. Faktor pemicu utamanya ialah kondisi ekonomi global dan geopolitik dunia.
Sales and Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) Aji Jaya, menyampaikan meski kondisi ekonomi Indonesia diprediksi masih berada di pertumbuhan 5 persen, agenda pemerintah akan memengaruhi penjualan kendaraan komersial di tahun ini.
Baca juga: Mitsubishi Fuso Berharap Pemerintah Beri Insentif Truk Listrik
"Ada beberapa challenge di tahun ini, yakni kondisi ekonomi global dan agenda besar pemerintah yaitu pemilu dan pilkada serentak, serta tentunya dari sektor kelapa sawit tergantung ekonomi global. Dengan melakukan banyak diskusi dan kalkulasi, akhirnya kami sampai pada kesimpulan bahwa total demand kendaraan niaga kurang lebih sama dengan 2023," jelas Aji, Kamis (15/3/2024).
Dengan asumsi pertumbuhan tersebut, Mitsubishi Fuso berupaya mempertahankan market share di bisnis kendaraan komersial.
Tahun 2023, Mitsubishi Fuso berhasil mencapai pangsa pasar kendaraan niaga sebesar 39,2 persen. Tahun ini, perusahaan ingin mencapai market share 41 persen.
"Mendukung pencapaian target kami sudah siapkan banyak strategi. Kami akan melakukan kegiatan aktivitas yang sifatnya bisa mendorong penjualan, kemudian kami akan berkomitmen melakukan inovasi. Ada dua hal inovasi, yakni produk dan layanan aftersales," ungkap Aji Jaya.