Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Grup otomotif besar dunia Stellantis tengah menghadapi perselisihan dengan para supplier komponen otomotif mereka di Amerika Serikat (AS).
Situasinya kian buruk bagi Stellantis, sebab perusahaan harus terlibat dalam serangkaian tuntutan hukum dan menghadapi penghentian produksi.
Perselisihan bermula dari dua faktor. Pertama, sejak Stellantis dibentuk pada tahun 2020 setelah penggabungan grup Fiat Chrysler Automobiles (FCA) dan Peugeot SA (Groupe PSA), keputusan yang diambil di AS menjadi lebih sedikit.
Kedua, inflasi dan gangguan rantai pasokan yang disebabkan oleh pandemi masih sangat dirasakan oleh pemasok otomotif.
Sayangnya, saat produsen mobil meraup keuntungan besar, perusahaan yang membuat suku cadang menanggung dampak ekonomi yang paling besar.
Perselisihan di pengadilan, Stellantis harus menghadapi produsen pengencang asal Jerman Kamax dan McLean-Fogg Components Solutions LLC, yang membuat pinion dan roda gigi untuk transmisi pada Jeep, Ram dan kendaraan lainnya.
Dilansir dari Carscoops, karena tidak bisa mendapatkan uang yang mereka butuhkan dari Stellantis, kedua perusahaan berhenti mengirimkan suku cadang ke Stellantis.
Dalam kasus Kamax, yang menghentikan produksi sebentar di fasilitas Toledo, namun hakim telah mengeluarkan perintah sementara yang mengharuskan perusahaan tersebut untuk mulai mengirimkan suku cadang lagi.
Namun upaya pertama Stellantis untuk memaksa MacLean-Fogg melanjutkan pengiriman telah ditolak oleh hakim yang berbeda.
Baca juga: Stellantis Akuisisi 21 Persen Saham Produsen Mobil Listrik China, Bisa Produksi EV Murah di Polandia
Artinya, pabrik transmisi Kokomo tidak akan menerima suku cadang penting hingga setidaknya tanggal 17 April – ketika sidang berikutnya dijadwalkan – kecuali kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan sendiri.
Stellantis menyatakan bahwa mereka memiliki kontrak dengan kedua perusahaan tersebut, dan mereka harus menekan biaya untuk "mengatasi tantangan keterjangkauan kendaraan".
Dalam tuntutan hukumnya, mereka menggambarkan dampak dari keputusan MacLean-Fogg untuk menahan suku cadang sebagai hal yang "tidak dapat diukur" dan mengatakan jika mereka memberikan apa yang diinginkan perusahaan, hal ini dapat menyebabkan "efek domino" karena pemasok lainnya meminta lebih banyak uang.
Baca juga: Stellantis Recall 44.000 unit Jeep Wrangler 4xe karena Potensi Terbakar
Menurut Kamax, MacLean-Fogg dan beberapa pemasok lainnya, keringanan harga – menegosiasikan biaya untuk mencerminkan realitas ekonomi yang lebih luas – adalah hal biasa di industri ini.
Meskipun negosiasi ini seringkali sulit, para ahli seperti Dan Sharkey, yang telah mewakili pemasok dalam perselisihan dengan produsen mobil selama hampir 30 tahun, mengatakan bahwa keadaan jarang memanas seperti ini dan tuntutan hukum seperti ini sangat jarang terjadi.
"Mereka tidak bernegosiasi dan mereka sangat brutal. Mereka telah mengambil kebijakan yang sangat keras dan semua orang di Auburn Hills, seluruh tim pembelian, tidak memiliki wewenang lagi. Semuanya didorong oleh Paris (kantor pusat Stellantis berada," terang Sharkey.
Pemasok mengeluh bahwa mereka dulu bisa berkendara ke Michigan untuk bertemu langsung dengan pembeli. Namun hal itu tidak lagi terjadi pada Stellantis.
Meskipun Ford dan GM juga menghadapi kesulitan dengan pemasok mereka, para ahli mengatakan bahwa produsen mobil tersebut setidaknya bersedia hadir di meja perundingan.