Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat mengembangkan kendaraan ramah lingkungan sebagai bagian untuk mencapai netralitas karbon.
Kedua negara sepakat memakai strategi multi pathways yang tidak hanya berfokus pada kendaraan listrik, tetapi juga hybrid hingga biofuel atau bahan bakar ramah lingkungan.
Perwakilan dari Jepang Kakihara Tomoaki, menjelaskan tentang laporan proyek kerja sama mengenai bahan bakar biodiesel antara Indonesia dan Jepang.
Baca juga: Realisasi Bauran EBT di ASEAN Masih di Bawah 15 Persen, Integrasi Biofuel Didorong
Sedangkan, Perwakilan dari Deloitte Jepang Kumano Ryo menyampaikan Laporan Studi Kelayakan Pemanfaatan Bahan Bakar Bioetanol di Indonesia dalam forum The 5 th Automotive Dialogue Indonesia-Japan di Jakarta yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian, Kamis (27/6/2024).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi, menyebut Bioetanol merupakan satu kekuatan besar di Indonesia karena Indonesia memiliki resource yang cukup melimpah dan dalam upaya penurunan emisi sektor transportasi, tidak ada single solution untuk mengatasinya.
"Perlu multipath-ways termasuk biofuel, bioetanol, bio-aftur dan free-biofuel yang lain, termasuk hidrogen," tutur Eniya dalam acara.
Dalam pengembangan biofuel, Kementerian ESDM juga telah melakukan penelitian terkait bioaftur, yang bisa digunakan sebagai bahan bakar pesawat terbang.
"Bio-aftur di sektor industri pesawat terbang sudah sukses dalam uji coba, 2,4 persen. Sekarang sedang dikaji tahun berapa dapat diterapkan. Kemudian saat ini sedang didiskusikan terkait roadmap-nya dengan Kemenko Marves dan Kemenperin," ucap Eniya.
Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edi Wibowo, memberikan informasi mengenai pengembangan bio-fuel dan bio-etanol terkini sebagai sumber energi bersih yang berkelanjutan.
Baca juga: Percepatan Ekosistem EV dan Program Biofuel Jaga Ketahanan Energi, Ini Penjelasan Erick Thohir
Edi juga menyampaikan beberapa hal strategis berkaitan dengan target bauran energi nasional, proyeksi pasokan dan permintaan bioetanol, Program Strategis Nasional Kilang Hijau, serta tantangan dan peluang dalam pengembangan bahan bakar nabati di Indonesia.
Dialog otomotif Indonesia-Jepang tersebut juga dihadiri oleh beberapa kementerian, lembaga, pelaku usaha dan asosiasi dari pihak Indonesia, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perhubungan, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Selain itu, terdapat perwakilan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Gabungan Industri Alat-Alat Mobil dan Motor (GIAMM), PT Pertamina, serta PT Pertamina Patra Niaga.
Sementara, dari pihak Jepang turut hadir perwakilan lembaga, asosiasi, dan pelaku usaha diantaranya dari The New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO), The Japan External Trade Organization (JETRO), PwC, Toyota, Isuzu, Honda, Daihatsu, Suzuki, Hino, Mitsubishi dan Fuso.
Dengan terselenggaranya The 5th Automotive Dialogue Indonesia-Japan, diharapkan kerja sama strategis antara Indonesia dan Jepang di sektor otomotif dapat semakin erat, mendukung pertumbuhan industri yang berkelanjutan dan mempercepat pencapaian target carbon neutrality.