Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama satu dekade penjualan mobil baru di Indonesia hanya berada di angka satu juta unit. Para produsen kendaraan roda empat tengah berupaya untuk keluar dari One Million Trap ini.
Pengamat Otomotif sekaligus Peneliti LPEM UI Riyanto mengusulkan dua solusi, yakni jangka pendek dan jangka panjang untuk keluar dari jebakan pasar mobil 1 juta unit.
Baca juga: Penjualan Global Chery Tembus 1,1 Juta Unit di Semester I 2024
"Untuk jangka pendek pemerintah perlu merilis stimulus fiskal agar kelompok upper middle yang hampir masuk kategori makmur (affluent) saat ini dapat membeli mobil baru. Bentuknya bisa diskon PPnBM bagi kendaraan LCGC dan low MPV 4x2. Pada saat yang sama perlu dirancang program mobil murah atau penyegaran program KBH2 (LCGC)," tutur Riyanto dalam Diskusi Solusi Mengatasi Stagnasi Pasar Mobil, Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Sementara solusi jangka panjangnya adalah pertumbuhan ekonomi nasional perlu ditingkatkan menjadi 6 persen per-tahun melalui reindustrialisasi.
Ini agar porsi sektor manufaktur terhadap PDB bisa mencapai 25-30 persen atau lebih. Ini akan mendongkrak pendapatan per kapita kelompok upper middle naik ke kelas affluent.
Riyanto menambahkan, diskon PPnBM akan mendongkrak penjualan mobil, karena harga turun. Ini akan mendongkrak produksi mobil dan suku cadang. Imbasnya, terjadi kenaikan PPN, PKB dan BBNKB. PPh badan dan PPh orang pribadi bakal terdongkrak.
Selain itu, kenaikan penjualan mobil juga mendongkrak ekonomi nasional, berupa penambahan PDB, tenaga kerja, dan investasi. Ini juga berujung pada peningkatan PPh badan dan PPh orang pribadi.
Baca juga: Kembali Jadi Sponsor Platinum GIIAS 2024, Astra Financial Incar Transaksi Rp 2,8 Triliun
Hitungan Riyanto, insentif PPnBM nol persen untuk LCGC dan kendaraan 4x2 bisa menambah permintaan sebesar 16 persen, ekuivalen 160.000 unit.
Dengan demikian, penjualan mobil bisa mencapai 1,2 juta unit, dibandingkan business as usual (BAU) sebanyak 1,067 juta unit.
Nilai penjualan mobil dengan insentif PPnBM nol persen mencapai Rp 306 trilliun dibandingkan BAU Rp 298 triliun.
Insentif ini juga bakal menambah tenaga kerja di otomotif sebanyak 23.221 dan secara keseluruhan 47.371 orang.