TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Y Thohari menegaskan Capres 2014 harus jelas ideologinya dan bersih dari korupsi. Sebab, kalau tidak, maka pemimpin itu tak akan memiliki wibawa dalam memimpin bangsa.
"Pentingnya ideologi tersebut menyadari bangsa ini sangat besar, beragam, majemuk, bhinneka tunggal ika, dan sebagainya, sehingga tidak terjebak lagi dalam persoalan dan perdebatan masalah suku, agama, ras, dan antar golongan," ujar Hajriyanto dalam dialog ‘Menyoal Rekrutmen Ideal Kepemimpinan Nasional’ di Gedung MPR RI Jakarta, Senin (18/11/2013).
Menurutnya, Capres atau pemimpin 2014 itu harus jelas (clear) secara ideologi dan bersih (clean) dari korupsi. Bahkan kalau ada orang yang pernah menjadi saksi dari suatu kasus korupsi pun sudah termasuk tidak layak.
Hajriyanto mengatakan, bersih dari korupsi itu sangat penting, karena korupsi itulah yang menjadikan frustrasi melihat pejabat negara maupun daerah dalam menjalankan program pembangunan, yang tidak beres adalah akibat banyak dikorupsi.
“Korupsi itu menjadi primakausa, penyebab utama hancurnya negara ini. Bisa dibayangkan, APBN pascareformasi ini mencapai Rp 1.800 triliun, padahal sebelumnya di akhir pemerintahan Orde Baru 1998 hanya Rp 190 triliun, dan 2004 Rp 395 triliun. Jumlah APBN terus membengkak, tapi pembangunan yang dihasilkan tidak signifikan karena banyak dikorupsi,” ujarnya.
Menjelang suksesi kepemimpinan nasional 2014 ini, menurut Hajriyanto, tak banyak bicara kualifikasi individual, karena seluruh warga negara ini berhak memilih dan dipilih dalam pemilu.
“Dalam konstitusi syarat pendidikan sangat minimal, yaitu SLTA, dan satu-satunya pengusung adalah parpol atau gabungan parpol. Tapi, sekal lagi minimal memiliki dua syarat di atas; yaitu harus jelas ideologinya, dan bersih dari korupsi,” katanya.