TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam survei terbaru Reform Institute, partai politik yang berideologikan Islam hanya berhasil menduduki peringkat menengah ke bawah dari 12 partai politik peserta Pemilu 2014 yang disurvei.
Direktur Eksekutif Reform Institute, Yudi Latif, menyoroti PKS yang hanya berada di posisi ketujuh karena kasus yang menimpa kadernya khususnya bekas presidennya Luthfi Hasan Ishaaq.
"Tadinya kan PKS itu partai yang dipilih oleh orang-orang yang lebih muda, awalnya menunjukkan komitmen etis yang kuat. Tapi kan begitu tersandung kasus korupsi hukuman publik terhadap partai yang mengibarkan bendera agama, begitu moralitasnya jatuh terbukti, itu hukuman publik jauh lebih keras," ujar Yudi saat menggelar konferensi pers di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (18/12/2013).
Hukuman berat tersebut disebabkan karena partai dianggap tidak konsisten antara etik dan perbuatan. Sementara legitimasi partai tersebut adalah kepercayaan terhadap moralitasnya.
Kedua, lanjut Yudi, tren masa kini adalah kecenderungan faktor popularitas yang dibangun oleh dukungan media. Menurutnya cara tersebut sangat menentukan dan telah terbukti untuk partai Hanura.
"Tadinya orang dulu memprediksi tidak lolos parliamentary threshold tapi dengan kampanye media yang luar biasa popularitas dan elektabilitasnya naik," tambah Yudi.
Dalam sisa beberapa bulan ke depan sebelum perhelatan Pemilu 2014, Yudi mengatakan tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengangkat elektabilitas PKS.
Menurut dia, partai berbasiskan Islam kesulitan menaikkan popularitas dan elektabilitasnya karena tidak ada tokoh kuat seperti Gerindra dan NasDem.
"Saya kira untuk 2014 tidak banyak hal yang bisa diperbuat. Kalau partai Islam dongkrakan dari atas tidak bisa. Satu-satunya yang bisa dilakukan mengintensifkan caleg-caleg di level bawah aja. Jadi berdasarkan caleg di tingkat bawah," tukas dia.
Sekedar informasi, PKS hanya mendapatkan 4,67 persen untuk elektabilitas partai. Posisi tersebut sangat riskan melorot (namun juga bisa naik) mengingat tiga partai politik menempel ketat di bawahnya. Partai tersebut antara lain Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 4,53 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 4,2 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 4 persen.
Jajak pendapat secara nasional dilaksanakan pada tanggal 4-25 November 2013. Jumlah sampel 1.500 margin error 2,53 dengan tingkat kepercayaan 95 persen .Responden laki-laki dan perempuan proporsional sesuai dengan jumlah penduduk. Wawancara dilakukan secara tatap muka, dan penyebaran sampel proporsional dengan jumlah penduduk per provinsi dan dilakukan dengan multi stage random sampling.