Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penahanan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, dipercaya tak bakal memengaruhi perolehan suara pemilih Partai Golongan Karya (Golkar) secara nasional, dalam rangkaian Pemilihan Umum 2014.
Bahkan, Direktur Eksekutif Pol Tracking Institute Hanta Yudha mengibaratkan kasus tersebut bisa diibaratkan sebagai "gempa perpolitikan" terhadap Partai Golkar di Banten.
"Atut berpengaruh terhadap peraihan suara Partai Golkar. Kasus itu, seperti gempa politik di Banten, tapi tidak pengaruh di wilayah lain," kata Hanta, di Hotel Morissey, Jakarta, Minggu (22/12/2013).
Ia menuturkan, kasus penangkapan Ratu Atut terkait imbasnya kepada Partai Golkar, sedikit berbeda dengan kasus penangkapan Presiden PKS Lutfhi Hasan Ishaaq. Juga berbeda dengan kasus penahanan Andi Malarangeng yang memiliki imbas negatif terhadap Partai Demokrat.
"Kalau kedua kasus itu, bisa memengaruhi perolehan suara PKS maupun Demokrat secara nasional. Tapi kalau kasus Atut, 'getarannya' tidak kuat di wilayah lain. Atut di Banten 'kepala' tapi di nasional hanya sebagai 'tangan' begitu," tuturnya.
Sementara Ketua Balitbang Golkar Indra Jaya Piliang mengatakan, pihaknya akan segera menggelar rapat konsolidasi menyikapi kasus yang menimpa Atut. Rapat tersebut dilaksanakan oleh Golkar Banten.
Indra meyakini, suara Golkar tidak akan tergerus pada Pemilu 2014. Mengenai desakan Atut mundur dari fungsionaris Golkar maupun jabatan gubernur, Indra mengatakan hal itu tidak bisa secara langsung.
"Mundur tidak bisa didesak, belum ada agenda rapat pleno, ada hak juga untuk membela diri. Sementara Gubernur kan atas putusan presiden, tidak bisa mundur begitu saja. Kita tentu siap segala keputusan," ujarnya.