TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Survei Indo Barometer merilis hasil survei terbarunya. Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi, digdaya menjungkalkan para calon presiden lainnya, termasuk Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie maupun Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto juga tak berdaya dalam pertarungan capres tahun depan bila didasari hasil survei Indo Barometer, menyaingi Jokowi.
Survei ini dilaksanakan di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden sebesar 1200 orang. Margin of error sebesar lebih kurang 3,0 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
"Responden dipilih dengan metode multistage random sampling untuk menghasilkan responden yang mewakili seluruh populasi publik dewasa Indonesia. Berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari dalam rilisnya kepada Tribunnews.com, Senin (23/12/2013).
Survei dilaksanakan pada 4 hingga 15 Desember lalu. Pengumpulan data dengan wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner. "Dari perbandingan karakteristik demografis yang terpilih, tampak bahwa responden survei ini mirip dengan populasi secara keseluruhan. ," ujar Qodari.
Dijelaskan, PDIP dan Golkar yang hampir pasti bisa mengajukan calon presiden, kecuali ada kejadian luar biasa dalam beberapa waktu ke depan, dapat dipastikan calon dari Golkar adalah Aburizal Bakrie.
"Dari PDIP, ada diskusi hangat tentang siapa calon presiden dari kandang Banteng. Pilihan sejauh ini mengerucut pada dua nama: Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo. Ada kelompok yang menginginkan Megawati maju kembali dan ada yang ingin Jokowi. Jokowi dipertimbangkan karena sejumlah alasan di antaranya elektabilitasnya yang tinggi," papar Qodari.
"Namun, apapun pertimbangan kelompok yang mendukung Jokowi, keputusan ada di tangan Megawati yang menjadi Ketua Umum PDIP sekaligus orang yang diberi mandat oleh PDIP untuk memutus nama calon presiden. Survei ini ingin melihat perbandingan elektabilitas Megawati versus Jokowi bila ditandingkan dengan capres partai lain maupun dengan nama-nama internal PDIP," pungkasnya.