Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyanyi berjuluk 'Raja Dangdut', Rhoma Irama menilai aksi terorisme yang terjadi bukanlah masalah agama tetapi politik. Apalagi, ia menegaskan agama melarang untuk membunuh umat yang tidak berdosa.
"Aksi teroris tidak direkomendasi Islam, teroris adalah masalah politik yang timbul karena kekecewaan dan protes karena ketidakadilan," kata Rhoma saat bertandang ke redaksi Tribunnews.com, Selasa (7/1/2014).
Mengenai aksi penggrebekan teroris di Ciputat, Tangerang Selatan yang menewaskan 6 pelaku, Rhoma mengaku lebih baik polisi menangkapnya hidup-hidup agar dapat menggali jaringan mereka. Namun, ia mengakui hal itu juga sulit karena polisi memiliki risiko yang besar.
"Susah menangkap hidup tapi risiko polisi terbunuh, yang terbaik Polri meningkatkan kualitas dan teknis. Ini ditingkatkan agar Polri tidak mudah terancam," ujar Rhoma.
Ia kemudian aksi terorisme yang menyasar vihara-vihara di sejumlah wilayah. Tetapi keburu tercium oleh aparat kepolisian. Menurut Rhoma hal itu sebagai reaksi pembantaian umat Islam di Myanmar.
"Saat kejadian di Myanmar, kita tidak bersikap, sementara umat Islam dibantai. Indonesia tidak merespon, maka mereka berbuat, seharusnya dicari akar permasalahannya apa," katanya.