TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komitmen dan konsistensi seluruh kader partai politik untuk tidak melakukan korupsi menjadi kata kunci publik mampu kembali percaya kepada parpol.
Berdasarkan survei Political Communication Institute sebanyak 58,2 persen, dari 1000 responden mengatakan mereka tidak percaya terhadap partai politik.
"Kami tanyakan kepada publik, rasa percaya anda itu muncul tumbuh lagi kalau apa? Mereka bilang kalau partai itu punya komitmen untuk tidak korupsi. Dan itu tercermin sebesar 41,7 persen," ujar Direktur Eksekutif Political Communication Institute Heri Budianto saat rilis survei tentang Krisis Partai Politik: Peta Potensi Keterpurukan Partai Jelang Pemilu 2014 di WHIZ Hotel, Cikini, Jakarta, Minggu (9/2/2014).
Alasan mendasar itu, kata Heri yang disuarakan mayoritas responden agar mereka dapat kembali percaya kepada parpol.
Selain itu, komitmen pro-rakyat juga disuarakan publik sebesar 24,1 persen, dekat dengan rakyat sebesar 14,2 persen dan kualitas kader atau Calon Legislatif sebesar 6,9 persen dan alasan lain-lain seperti jujur, amanah sebesar 13,1 persen.
Lebih lanjut pakar komunikasi politik ini juga katakan, responden pun menyatakan kader-kader dan parpol harus memiliki kedekatan dengan Tuhan, mampu mewujudkan janji-janji politik dan tidak menjadikan rakyat sebagai komoditas politik semata.
Hasil survei ini didapat jajak pendapat tahap kedua yang dilakukan di 15 kota besar di Indonesia. Yakni, Medan, Pekanbaru, Palembang, Serang (Banten), Jakarta (DKI Jakarta), Surabaya, Pontianak, Balikpapan, Denpasar, Makassar, Manado dan Ambon.
Survei dilakukan mulai 20 Januari 2014 sampai 3 Februari lalu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Yakni penentuan responden berdasarkan kriteria tingkat pendidikan minimal SMA/SMU sederajat dan pengetahuan isu politik.
Responden dalam penelitian ini sebanyak 1000 orang, dan dilakukan dengan wawancara langsung. Tingkat kepercayaan survei ini sebesar 95 persen dengan margin error sebesar 5 persen.