TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rhoma Irama atau yang akrab disapa Bang Haji, menyikapi santai terkait pro-kontra gelar profesor yang disandangnya.
"Maklum, ini kan tahun politik. Gelar itu saya terima tahun 2005, kenapa baru sekarang ramainya? Makanya saya menanggapinya biasa-biasa saja," kata Rhoma ketika dihubungi Warta Kota (Tribunnews.com Network), Kamis (27/2/2014) malam.
Pimpinan Soneta Grup itu menuturkan, dia menerima gelar profesor itu dari pemberian American University of Hawaii. Ia dinobatkan sebagai profesor musik. Hal itu karena Rhoma dianggap sebagai guru musik dangdut di Indonesia. Bahkan guru besar musik di Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat, Profesor Andrew Weintraub juga telah mengkaji lagu-lagu karya Rhoma.
"Karena diberi (gelar profesor musik) saya mengapresiasinya dan saya bersedia menerimanya," kata pelantun lagu Begadang itu.
Rhoma mengatakan, gelar profesor yang disandangnya kini menjadi ramai dipersoalkan karena imbas dari kasus jual beli gelar yang sempat merebak.
"Yang salah itu kalau membeli gelar atau titel untuk kepentingan tertentu. Misalnya untuk pekerjaan, jabatan, baru bisa dibilang pidana. Kalau saya kan diberi, karena atas pertimbangan yang selama ini saya lakukan di musik dangdut. Dan saya mengapresiasi pemberian gelar sebagai profesor musik itu," katanya.
Secara pribadi Rhoma menegaskan, adanya pro dan kontra soal gelarnya itu ia kembalikan ke masyarakat agar menilainya sendiri.
"Pro dan kontra, faktor like and dislike adalah sesuatu yang wajar. Itu sudah hukum alam. Jadi saya biasa saja menanggapinya," jelas Rhoma.
Saat menyinggung soal baliho yang mencantumkan namanya dengan gelar profesor, baginya bukan suatu masalah.
"Karena mereka tahu dan mengikuti perkembangan saya dari tahun 2005 bahwa gelar itu sudah ada. Jadi nggak ada yang perlu dipermasalahkan," kata Rhoma.
Rhoma sebaliknya mempertanyakan penilaian Kemendikbud. Menurut Raja Dangdut itu, gelar profesor honoris causa berasal dari penilaian masyarakat. Tidak seperti gelar profesor biasa yang harus berlatar belakang akademis.
"Nggak ada kaitan dengan Kemendikbud," kata Rhoma.