Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadi orang yang menentukan sikap masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2014.
Pria yang akrab dipanggil Jokowi tersebut bila tidak dicalonkan PDI Perjuangan menjadi presiden maka akan ada sekitar lima persen tidak menentukan pilihannya atau dikenal Golput.
Jika PDI Perjuangan mencalonkan Jokowi sebagai calon presiden maka suara yang akan diperoleh PDI Perjuangan sebesar 29,3 persen.
Sementara bila PDI Perjuangan mencalonkan Megawati Soekarno Putri, hanya mampu berkontribusi terhadap keterpilihan partainya sebesar 21,7 persen.
Sehingga ada selisih suara yang didapatkan PDI Perjuangan bila sebesar 7,6 persen. Bila Jokowi tidak dicalonkan jadi presiden maka suara PDI Perjuangan sebagian akan mencari yang lain dan sebagian tetap di PDI Perjuangan, sementara sebagian lagi akan memilih Golput.
"Faktor Joko Widodo akan sangat besar pengaruhnya terhadap angka perolehan suara PDI Perjuangan pada Pemilu Legislatif 9 April dengan potensi kontribusi 10 persen dari suara pemilih," Kata Direktur Eksekutif Cirus Surveyors Group, Andrinof A Chaniago di Komplek Liga Mas, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (8/3/2014).
Angka tersebut dikatakan Chaniago memiliki arti, jika Jokowi dinyatakan sebagai Capres PDI Perjuangan sebelum Pemilu Legislatif tanggal 9 April 2014, PDI Perjuangan akan meraih suara paling kurang sekitar 30 persen.
"Jika tidak mencalonkan Jokowi, PDI Perjuangan hanya akan memperoleh suara sekitar 20 persen. Ini ada selisih 10 persen. Kalau Jokowi dicalonkan maka angka Golput akan kecil pengaruhnya bisa sampai 5 persen dari keterlebihan suara 10 persen yang didapat PDI Perjuangan. 5 persen orang tergantung pada Jokowi," ungkapnya.
Jokowi, Prabowo Subianto, dan Wiranto memiliki pengaruh positif terhadap partainya. Bila Jokowi maju sebagai Capres, dikatakan Andrinof petanya akan mudah ditebak.
"Kalau Jokowi dicalonkan PDI Perjuangan maka perjuangan Capres yang lain akan berat," katanya.
Survei yang dilakukan Cirus Surveyor Group dilakukan terhadap 2.200 responden yang telah berumur 17 tahun keatas atau belum 17 tahun tetapi sudah menikah. Adapun survei tersebut dilakukan di 33 provinsi se-Indonesia pada 20 Februari hingga 26 Februari lalu dengan margin error kurang lebih 2 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen.