TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat diprediksi bisa menjadi kuda hitam saat pemilu Presiden (pilpres) jika mampu meraih dua digit saat pemilu legislatif (pileg).
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Dradjad Wibowo, mengatakan posisi capres masih tergantung konfigurasi setelah pileg 9 April. Ia mencontohkan, meskipun Rakernas PAN 2011 sudah memutuskan Hatta Rajasa sebagai capres, namun besan Presiden SBY itu belum menerima keputusan tersebut.
"Kita sadari capres sangat tergantung konfigurasi politik setelah 9 April. Soal kuda hitam, kalau Demokrat masih bisa dobel digit saja, yang menang konvensi Demokrat, katakan Pramono Edhie, bisa menjadi kuda hitam," kata Dradjad di Galery Caffer TIM, Minggu (9/3/2014).
Dradjad kembali menuturkan skenario dua pasangan capres-cawapres akan menguntungkan Golkar dan PDIP. Jika Golkar mencalonkan Ical dan PDIP mencalonkan Megawati, maka kemungkinan menang kedua tokoh tersebut masih seimbang.
"Tapi kalau Gerindra dan Demokrat bisa meraih dua digit, sulit untuk dua pacuan kuda (dua pasang capres) seperti itu. Karena itu Golkar dan PDIP mempunyai kepentingan mewujudkan skenario dua pacuan kuda seperti ini," tandasnya.