TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboebakar Al Habsy angkat suara menanggapi mengenai wacana duet pemimpin Indonesia ke depan dari kalangan sipil-militer.
Menurut Politisi PKS ini, memang harus diakui bahwa Capres berlatar belakang militer masih menjadi seorang pemimpin yang ideal di mata masyarakat Indonesia.
"Bila mayoritas rakyat berikir demikian apa boleh dikata, parpol dan politisi harus menyadari atas kondisi tersebut," ungkap anggota DPR dari PKS ini kepada Tribunnews.com, Rabu (12/3/2014).
Lebih lanjut dia jelaskan, sebenarnya saat ini sudah bukan waktunya lagiĀ mempersoalkan dikotomi antara sipil dan militer. Tetapi lebih sebuah sifat capres yang lebih merakyat dan dekat dengan rakyat serta dirasakan kedekatannya.
"Capres berlatar belakang militer atau sipil tidak masalah. Asalkan tidak lagi menarik militer ke ranah politik serta tetap menjunjung tinggi supremasi sipil. Jadi saat ini publik tidak melihat background Capres, melainkan menilai bagaimanakah kualitas hubungan capres dengan rakyat," ungkapnya.
Di samping itu, lanjut dia, para pemilih saat ini sudah semakin cerdas, pastilah mereka akan menakar dan membandingkan track record dari para capres yang ada.
Karena itu menurutnya, biarpun seorang jendral, namun kalau publik melihat track recordnya tidak bagus pastilah tidak akan laku ketika mencalonkan diri jadi capres.
Yang perlu dicatat adalah, bila nantinya capres berlatas belakang militer yang menang, harus tetap menjaga kualitas demokrasi dan penegakan HAM di republik ini. Menurut dia, bisa saja terjadi duet sipil dan militer di Pilpres 2014 nanti, misalkan Anis Matta dengan Pramono Eddie Wibowo.
"Bisa saja terjadi duet sipil dan militer di Pilpres 2014 nanti, misalkan Anis Matta dengan Pramono Eddie. Saya rasa itu dua nama tersebut masih bersih track recordnya dari persoalan HAM dan lain sebagainya," jelasnya.