TRIBUNNEWS.COM JAKARTA-Pemilihan pasangan Jokowi sebagai calon presiden harus benar dan tepat, karena dengan mendapatkan pasangan yang pas dan benar elektabilitasnya akan semakin tinggi.
Hal ini dikemukakan Muhammad Fadjroel Rachman dari Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia pada kesempatan acara Talk Show Indonesia Forum dengan tema “Pemimpin dan Pemerintah yang dibutuhkan olah banga “ yang diselenggarakan oleh Katapedia , Kamis malam (13/3/2014) di Hotel Santika Jakarta.
Bahkan menurut Fadjroel elektabilitas Jokowi sendiri sudah cukup tinggi berhasil mencapai 40 %, namun bila Jokowi dipasangkan dengan Megawati elektabilitasnya hanya mencapai 18,80 % sedangkan bila dipasangkan dengan Prabowo angka pencapaian elektabiltas 24,80 %. Begitu juga bila dipasangkan dengan Risma dan Ahok elektabiltasnya sangat kecil sekali,
Elektabilitas Jokowi dari berbagai survei yang dilakukan selalu menempati posisi tertinggi, hal ini kata Divie Rahmawati dari Universitas Indonesia cukup beralasan, hal ini dikarenakan pimpinan yang ada saat ini lemah. Sementara harapan masyarakat berkeinginan memiliki sosok seorang presiden yang kuat ,muda dan merakyat.
Hal ini kata Divie kejadiannya seperti yang terjadi pada tahun 2004 lalu, dimana rakyat ketika itu memiliki dua pilihan untuk calon presidennya Megawati atau Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dimana akhirnya rakyat memilih SBY dengan harapan aka nada perubahan baru dalam kepemimpinan bangsa Indonesia. “ Tapi nyatanya setelah lima tahun pemilihan berlangsung hasilnya tidak sesuai dengan harapan rakyar.” Katanya.
Jadi menurut Divie sosok Jokowi datang secara tepat dimana saat masyarakat membutuhkan sosok yang kuat dan merakyat, tampillah Jokowi. “ Jadi istilahnya Jokowi datang pada saat yang tepat “ ujar Divie.
Lalu sosok presiden yang bagaimankah yang diinginkan masyarakat Indonesia tahun ini? Berdasarkan hasil riset Katapedia yang dilakukan melalui sosial media dan twitter periode 8 Januari hingga 8 Febuari lalu menunjukkan posisi tertinggi rakyat menginginkan presiden yang kuat sekitar 18,60% , muda 13,93 % dan merakyat 13,12 %.
Pengertian presiden yang kuat dari hasil penelitian yang dilakukan melalui sosial media menurut Divie merupakan generasi muda yang berani mengatakan sesuatu dan kuat menghadapi sesuatu dan tidak mudah berubah-rubah keputusannya.
Sedang Capres yang populer dibicarakan di Facebook dan Twitter pada periode yang sama tertinggi diraih Jokowi 74,745 %, , Dahlan Iskan (34,559%) Gita Wirjawan ( 32,163), Anis Matta (29,463%), Prabowo (24.073%) Yusril Ihza Mahendra (13,963%), Hatta Rajasa ( 13,1%) Aburizal Bakrie (12,228%) Yusuf Kalla (9.145$) Wiranto (8.694%)
Partai yang terpopuler dari hasil twitter analis periode 8 Januari hingga 3 Maret 2014 memperlihatkan PPP ( 25,8 %) PKS (20,79%), Demokrat ( 14,57%) PDIP (10,17%) Golkar (9,75%)