Laporan Wartawan Tribunnews.com Yulis Sulistyawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko "Jokowi" Widodo, dikabarkan bakal menjadi target pembunuhan atau diserang agar cacat, kalau sudah dipastikan menjadi peserta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 9 Juli 2014.
Hal tersebut, diungkapkan Sekretaris Jenderal Partai Republik Heru B Arifin.
Sekjend partai yang tak lolos verifikasi untuk mengikuti Pemilu 2014 itu mengakui, sudah sejak lima bulan lalu mendengar kabar, jika dicapreskan maka Jokowi bisa dibunuh atau minimal dibikin cacat.
"Saat itu ada seorang intelijen independen yang mengabarkan ke saya, bahwa jika Jokowi tetap dicapreskan, maka dia akan dibunuh atau dibuat cacat seumur hidup," tegas Heru B Arifin di Jakarta, Minggu (23/3/2014).
Menurut Heru, sudah jelas motifnya adalah politis. "Jokowi dianggap diboncengi banyak kepentingan asing," tuturnya.
Kalau Jokowi cacat, ia dipastikan tidak maju sebagai capres. Dia akan ditolak KPU, karena dianggap tidak lolos syarat kesehatan. Dengan demikian, kepentingan asing ini gagal menguasai kekuasaan lima tahun ke depan.
Siapa yang berkepentingan menghentikan Jokowi, menurut Heru, adalah pihak-pihak yang ingin menciptakan kegaduhan dan memecah belah Indonesia.
"Mereka tidak senang Indonesia menjadi negara adidaya yang bakal memimpin peradaban dunia," ujarnya.
Merekalah inilah, ujar Heru, yang justru dimanfaatkan oleh kepentingan asing untuk menciptakan instabilitas nasional di negeri ini.
"Mereka harus diwaspadai karena punya tujuan melemahkan Indonesia dalam segala hal," tuturnya.
Dengan menebarkan isu pembunuhan pada Jokowi, mereka akan menciptakan isu bahwa pelakunya adalah musuh politik Jokowi.
"Akhirnya muncul saling curiga dan ujung-ujungnya terjadi keruhan dan stabilitas nasional rusak. Mereka yang membuat skenario ini akan tertawa melihat kita berseteru," katanya.
Heru berharap, pergantian kekuasaan tahun ini berlangsung tanpa gejolak politik, kerusuhan, apalagi pembunuhan.
"Politik gaya Ken Arok itu kuno. Indonesia ini bangsa beradab dan saya yakin tokoh-tokoh politiknya mampu menciptakan keadaban," ujarnya.
Heru mengatakan, capres masa depan hanya tiga orang, yakni Jokowi (PDIP), Prabowo Subianto (Gerindra) dan Anies Baswedan (Demokrat).
Kekuatan Jokowi adalah tokoh yang sederhana dan merakyat. Prabowo Subianto tokoh yang visioner, kuat dan tegas. Sedangkan Anies Baswedan tokoh panutan, berintegritas, bersih dan cerdas.
"Saya berharap, meraka tidak dipertandingkan tapi disinergikan. Siapapun yang jadi presiden. Indonesia tak bisa hanya dipimpin satu dua orang," ungkapnya.
Heru meyakini tiga tokoh muda itu mampu membawa kebangkitan bangsa. "Mereka ini tokoh-tokoh muda harapan bangsa. Kita berharap mereka bisa bekerja bersama untuk menciptakan kebangkitan dan kesejahteraan bagi negeri ini."