News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2014

Model Kampanye Parpol 2014 Dinilai Kuno

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SATPOL PP TEBANG PILIH - Anggota Satpol PP mencopot poster lowongan pengemudi yang terpampang di pohon penghijauan di Jalan Tanjung Duren Utara, Jakarta Barat, sementara poster caleg yang ada di sebelahnya dibiarkan meskipun melanggar aturan dan mengganggu ketertiban umum, Rabu (5/3). Anggota Satpol PP itu, sengaja membiarkan poster caleg terpasang di pohon karena untuk mencabut poster caleg maupun parpol, pihaknya harus berkoordinasi dengan pihak panwaslu dan kepolisian. (Warta Kota/nur ichsan)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Model kampanye partai-partai politik pada Pemilu 2014 ini kuno. Sebab, masih mengandalkan pengerahan massa. Hal tersebut dikatakan pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti.

Model ini, menurutnya, hanya menyisakan euforia sesaat. Selain itu, Ikrar mengatakan, pola saling serang yang dilancarkan partai politik selama sepekan kampanye berjalan, tak mencerdaskan.

"Kenapa harus saling serang pribadi sampai menjelek-jelekan. Seharusnya masa kampanye, parpol atau tokoh-tokoh parpol lebih kepada adu program atau adu gagasan," kata Ikrar, saat dihubungi, Senin (24/3/2014) pagi.

Ia menanggapi, adanya serangan secara personal terhadap tokoh mau pun bakal calon presiden. Terutama, menurutnya, serangan yang ditujukan pada bakal calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo.

Jika menganggap Jokowi sebagai lawan berat, seharusnya dijawab dengan adu gagasan, dan tidak menyerangnya secara pribadi.

"Banyak yang bilang Jokowi dicukongi pengusaha Tionghoa. Hal ini kan seharusnya nggak dibicarakan saat kampanye. Indonesia kan negara kebangsaan," katanya.

Selain serangan terhadap Jokowi, Ikrar juga menyayangkan beredarnya video bakal capres Golkar, Aburizal Bakrie, bersama dua kakak beradik, Marcella dan Olivia Zalianty, ke Maladewa. Ia mensinyalir, ini bagian dari kampanye hitam yang menyerang pribadi Ical.

Ikrar mengatakan, sudah saatnya kampanye di Indonesia lebih fokus pada pemanfaatan media, seperti yang berlangsung di Inggris dan Amerika Serikat.

Seperti diberitakan, masa kampanye pemilihan legislatif telah berlangsung sejak 16 Maret lalu hingga 5 April mendatang.(Febrian)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini