TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Presenter kondang sekaligus pemain film yang maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Golkar, Charles Bonar Sirait, mengaku tidak setuju Ujian Nasional (UN) dijadikan penentu kelulusan seorang siswa. Menurutnya hal itu sangat tidak adil.
Saat berkunjung ke kantor TRIBUNnews.com, Jakarta Pusat, Kamis (27/3/2014), Charles mengatakan bahwa sangat tidak adil jika seluruh sekolah diterapkan standar kelulusan yang sama. Kata dia sekolah memiliki karakternya masing-masing, dengan keliban dan kekurangan masing-masing.
"Saya mengutip omongannya pak JK (Jusuf Kalla) sekitar enam tahun lalu, kalau angka enam di Jakarta dengan di Papua itu berbeda," katanya.
Charles menyampaikan bahwa setiap sekolah tidak memiliki fasilitas yang sama. Di Jakarta siswanya umumnya memiliki akses informasi yang lebih baik, dengan fasilitas yang lebih baik juga. Hal itu berbeda dengan apa yang terjadi di belahan timur Indonesia. Akan sangat tidak adil jika seluruh siswa diuji dengan tingkatan yang sama.
"Salah satu efek buruk UN adalah siswa menjadi ketakutan, maka tak jarang siswa menjadi stres menjelang UN," tuturnya.
Namun demikian jika UN dijadikan alat untuk mengetahui keefektifan seorang guru mengajar, atau pun untuk mengetahui daya tangkap siswa, Charles mengaku setuju.
"UN harusnya bukan faktor penentu, tapi tetap menjadi prioritas. Kalau ada orang yang berharap UN dihilangkan, saya tidak begitu setuju, saya mengambil jalan tengah, UN ada tapi tidak menjadi penentu," tandasnya