TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri Political Wave, Yose Rizal mengatakan jika dibandingkan pemilihan legislatif (pileg) 2004 dan 2009, agenda pileg tahun 2014 termasuk sepi. Padahal pileg akan digelar pada 9 April mendatang, namun hingga kini hingar bingarnya seperti tidak terasa.
Dalam pemaparannya kepada wartawan di warung Komando, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (2/4/2014), Yose memaparkan bahwa walau pun tampak tidak hingar bingar dengan kampanye terbuka, di dunia maya kampanye partai politik, calon presiden mau pun calon anggota legislatif sangat hingar-bingar.
"Setelah dimulai pada pilkada DKI, sekarang semua partai dan capres berlomba-lomba memanfaatkan media sosial sebagai sarana kampanye. Pemilih pemula yang berjumlah 25-30 persen dari total pemilih, merupakan target utama dari kampanye media sosial," katanya.
Ia mengatakan tidak semua masyarakat bisa dijangkau dengan media sosial. Berdasarkan hasil survei Political Wave televisi masih menjadi media yang paling banyak dikonsumsi masyarakat, oleh karena itu tidak heran Capres dan Parpol masih memasang iklan di televisi.
"Dari hasil monitoring Political Wave.com, didapatkan fakta yang menarik, bahwa capres dan partai yang paling banyak menghiasi layar televisdi bukanlah capres yang paling populer di media sosial," katanya.
Pemantauan selama Maret 2014, popularitas calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo masih sulit ditandingi. Dominasi Jokowi di media sosial mencapai 57,1 persen, dengan percakapan yang sebagian besar positif. Hal itu terjadi terutama sejak pengumuman pencapresan Jokowi pada 14 Maret lalu.
"PoliticalWave.com memonitoring 10 pilkada di indonesia, biasanya kandidat yang paling sering dipercakapkan dengan sentimen positif akan menjadi pemenangnya," ujarnya.
PoliticalWave.com juga memantau dari 6.608 caleg, tercatat sekitar 39 persen yang memiliki akun Twitter, dan memanfaatkannya untuk kampanye. Sedangkan partai yang memiliki akun Twitter terbanyak adalah Partai NasDem, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan PDIP.