TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Indonesia Pendukung Pemberantasan Korupsi (MIPPK) dinilai menyesatkan calon pemilih dengan menanyangkan hasil seleksi di YouTube tentang Caleg Terbaik DPR – RI dari masing-masing Dapil di seluruh Indonesia.
Selain karena dikeluarkan pada masa tenang, para calon pemilih secara tidak langsung dituntun kepada asumsi bahwa selain yang terbaik, caleg lain tersangkut korupsi atau tidak bersih. Anggapan ini tidak mendukung terciptanya demokrasi yang sedang dibangun.
Demikian diungkapkan oleh Maman Imanulhaq, kyai muda dari Pesantren Al Mizan, Majalengka, lewat siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Senin (7/4/2014).
Meski disebutkan terpilih sebagai Caleg Terbaik DPR – RI dari Dapil Jabar IX versi MIPPK, KH Maman Imanulhaq merasa tidak 'sreg' pada tayangan tersebut.
Alasannya adalah, metode seleksi dan kriteria yang digunakan dalam seleksi itu sama sekali tidak dipaparkan. Dari kacamatanya, hasil seleksi versi MIPPK itu dapat membawa ke perpecahan dan kerukunan antarsesama.
“Agak aneh memang, mengapa dalam masa tenang, tiba-tiba keluar survei yang aneh. Saya memang diuntungkan dengan tayangan tersebut. Namun, bagaimana dengan yang lain? Terbaik itu apa artinya? Apakah karena tidak korupsi? Bagaimana dengan para Caleg lain yang tidak termasuk kategori terbaik dan tidak korupsi? Apakah mereka bisa dianggap telah melakukan korupsi berdasar pada hasil seleksi tersebut ?" tulis tokoh yang dikabarkan sebagai pegiat pluralisme dari Nahdlatul Ulama (NU) itu.
Menurut Maman, bersamanya masih ada 119 caleg DPR RI lainnya yang ada di Dapil Jabar IX. Sementara dari tayangan di YouTube, MIPPK hanya mencantumkan 9 orang terbaik. Berarti yang dipertanyakan soal korupsinya ada 111 orang.
“Kesembilan orang tersebut adalah dari PKB dan Hanura masing-masing 2, Nasdem / PPP / PKS / PDIP / PAN masing-masing satu. Lalu partai yang lain bagaimana ? Apakah yang tidak terbaik, boleh dianggap terkait dengan korupsi? Mas Chandra dan Mas Amien khan punya nama baik di bidang pemberantasan korupsi. Kok bisa mengeluarkan yang semacam ini? Dan mengeluarkannya tiga hari sebelum pemilu,” ujar Maman Imanulhaq dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Sebelum ada tuntutan dari publik dan terutama dari para caleg lain, ujar Maman, MIPPK sebaiknya segera menjelaskan masalah ini.
Ia khawatir, sekalipun mungkin tidak ada hubungannya secara langsung dalam hasil pemilu nanti, seleksi versi MIPPK dapat dianggap sebagai biang kerok oleh para caleg yang kalah.
Adapun Rahmad Pribadi, dari Partai Golkar, sebelumnya, juga menuduh hasil seleksi Caleg Terbaik DPR RI versi MIPPK tidak kredibel dan sarat muatan. Ditunjukan oleh lulusan Harvard University, dalam tayangannya di YouTube untuk Dapil Yogyakarta, http://youtu.be/QFDim_tuIcE (Dapil Yogyakarta), Siti Hediati Soeharto (Titik Soeharto-red) dari partai Golkar terpilih sebagai Caleg Terbaik versi MIPPK. Namun dalam tayangan tersebut tertulis Siti Hediati Soeharto berasal dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Diketahui, tayangan video di YouTube atas akun MIPPK itu telah beredar sejak tiga hari lalu. Dalam video, terlihat tayangan dipandu oleh para mantan pimpinan KPK. Video bertema 'Bingung Memilih' itu menayangkan hasil seleksi caleg DPR-RI terbaik seluruh Indonesia berdasarkan Dapil.
Tayangan berdurasi 30 detik ini dikatakan hasil seleksi dari 6607 caleg dari 77 Dapil seluruh Indonesia yang merebutkan 560 kursi. Belum ada klarisfikasi dari Chandra Hamzah dan Amien Sunaryadi atas penayangan video dan tudingan dari sejumlah Caleg tersebut.