TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembicaraan seputar komposisi pemilihan presiden 2014 langsung menyeruak setelah hasil pemilihan legislatif terbaca meski hanya berdasarkan hitung cepat dari sejumlah lembaga survei.
Board Advisor CSIS Jeffrie Geovanie menjelaskan, Pilpres 2014 ini akan menarik karena kekuatan partai-partai sangat berimbang. Menurutnya, setidaknya akan ada tiga poros koalisi.
"Kemungkinan koalisi buat pemilu Presiden adalah, PDIP, PKB, dan Nasdem mengusung Jokowi-Surya Paloh (Ketum Nasdem) atau Jokowi-Muhaimin Iskandar (Ketum PKB)," ujar Jeffrie Rabu (9/4/2014).
Koalisi kedua adalah Golkar dengan Hanura yang mengusung Aburizal Bakrie (Ketua Umum Golkar) berpasangan dengan Wiranto (Ketum Hanura) atau Aburizal dengan Hary Tanoesoedibjo (Ketua Bappilu Hanura).
Dan koalisi ketiga adalah Gerindra dengan PPP, PAN dan Demokrat. Komposisinya, bisa Prabowo Subianto (Gerindra) dengan Dahlan Iskan (peserta Konvensi Demokrat) atau Prabowo dengan Suryadharma Ali (PPP). Atau opsi ketiga, Prabowo bersama Hatta Rajasa (Ketua Umum PAN dan besan Presiden SBY).
"Hampir seperti itulah kira-kira kemungkinan koalisinya," jelas Jeffrie, yang prediksinya soal dinamika politik kerap akurat.
Berdasarkah ini hasil hitung cepat (quick count) Litbang KOMPAS, perolehan PDIP 19,24 persen. Kemudian disusul secara berurutan Partai Golkar 14,86 persen, Partai Gerindra 11,68 persen, Partai Demokrat 9,53 persen, PKB 9,20 persen, PAN 7,46 persen, PKS 7,02 persen, PPP 6,74 persen, Partai Nasdem 6,71 persen, Partai Hanura 5,14 persen, PBB 1,46 persen dan PKPI 0,96 persen.
Komposisi tersebut berdasarkan persentase suara masuk 86 persen, suara sah 65,52 persen, suara tidak sah 7,67 persen dan suara tidak digunakan alias golput 26,81 persen.