Laporan Wartawan Tribunnews.com Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai-partai politik diminta tidak hanya mementingkan kemenangan dan porsi kekuasaan yang didapat, saat memutuskan untuk berkoalisi guna mengikuti Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 9 Juli 2014.
Deputi Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz mengatakan, parpol juga harus membangun koalisi atas dasar perspektif agar lebih mudah menampung serta memperjuangkan aspirasi pemilih.
"Berdasarkan hasil hitung cepat berbagai lembaga, tidak ada satu pun parpol yang bisa mengusung calon presiden dan wakil presidennya sendirian. Jadi harus berkoalisi, tapi jangan pula sekadar untuk meraih kekuasaan," terang Hafidz, Jumat (11/4/2014).
Parpol, kata dia, harus mau memerhatikan keinginan calon pemilih terkait capres dan cawapres ideal bagi mereka.
"Setiap partai, perlu merespons keinginan pemilih dalam membangun koalisi dengan partai lainnya. Siapa saja yang diusung, dan siapa saja yang dipasangkan, harus ditawarkan ke pemilih," tegasnya.
JPPR mengusulkan, pengurus parpol dari pusat hingga tingkat terendah di kelurahan atau desa bergerak menjaring aspirasi pemilih terkait tokoh calon pemimpin nasional yang ideal.
Aspirasi tersebut, selanjutnya dijadikan bahan pertimbangan utama bagi koalisi parpol dalam menentukan capres dan cawapres.
"Dengan begitu, pemilih tidak merasa dimanfaatkan suaranya dan nantinya ditinggalkan begitu saja," tandasnya.