TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Ahmad Mubarok menegaskan partainya tertarik untuk bergabung dengan rencana koalisi partai berbasis Islam.
Namun menurut Mubarok jika partai Islam berkoalisi maka tidak bisa dipungkiri bahwa muncul ego masing-masing untuk menyodorkan nama Capres-Cawapres sebab tidak susah untuk menerima jika Capres itu berasal dari salah satu partai Islam.
"Pemikiran Pak Suharso saya nyambung dimana Capres-cawapres (yang disodorkan koalisi partai Islam)harus orang luar dan partai anggota koalisi harus mengalah," kata Mubarok dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (12/4/2014).
Di tempat yang sama, Suharso Monoarfa Wakil Ketua Umum PPP, menegaskan sosok Capres yang akan diajukan koalisi partai Islam harus dari luar.
Nah siapa sosok dimaksud, Suharso tidak menyebutkan. Namun, Mubarok mengatakan sosok yang ideal adalah Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan.
"Itu capres ideal, tetapi kalau sesuatu yang ideal itu jarang diinginkan di politik. Capres yang dipilih biasanya yang pragmatis," kata Mubarok.
Dia menegaskan bahwa sosok Anies adalah tokoh muda terpelajar, penuh dengan gagasan cemerlang, dan belum tercemar dengan virus masa lalu.
Sebelumnya diberitakan, partai politik (Parpol) berbasis Islam benar-benar serius untuk melakukan koalisi. Bahkan elit partainya tengah menggodok kemungkinan menyodorkan seorang calon presiden (Capres) alternatif diluar kandidat capres yang saat ini beredar seperti Jokowi, Prabowo, dan Aburizal Bakrie alias Ical.
"Yang jelas kami sudah punya nama, kriterianya orang muda usia 40 sampai 60 tahun," kata Suharso.
Dia yakin kandidat Capres itu bisa diterima oleh 5 partai berbasis Islam yakni PPP, PKS, PAN, PKB, dan PBB.
"Orangnya netral bisa diterima. Nama yang kami sodorkan bisa juga diterima oleh Golkar dan Demokrat jika ingin bergabung," kata Suharso.