TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Teguh Juwarno tak memungkiri adanya dorongan dari kader partainya untuk menduetkan Prabowo Subianto dengan Hatta Rajasa dalam menghadapi pertarungan Pilpres 2014.
"Yang jelas, memang ada keinginan daerah-daerah seperti itu," kata Teguh Juwarno, mantan wartawan RCTI yang kini menjadi politisi PAN ini saat dikonfirmasi Tribunnews.com.
Namun, Wakil Ketua Umum DPP PAN, Dradjad Wibowo menjawab diplomatis. Dikatakan, untuk pemerintahan baru, lima tahun ke depan, partainya mengusung reformasi gelombang kedua. Yang mentitik beratkan, fokus pada politik kemakmuran.
" Reformasi gelombang pertama sejak 1998 sudah menghasilkan stabilitas nasional dan pertumbuhan ekonomi. Namun sisi pemerataan dan sustainabilitas masih tertinggal. Karena itu, agenda PAN di bawah arhn pak Amien dan kepemimpinan bang Hatta, ingin lebih mendorong pemerataan di segala bidang bagi rakyat Indonesia," ungkap Dradjad.
Ia kemudian memastikan, partainya sudah menjalin komunikasi dengan semua parpol, termasuk tentu saja PDIP, Golkar, Gerindra dan PD. Setelah pileg, komunikasi tersebut makin mengerucut kepada penyamaan visi, misi dan agenda, dan tentu saja siapa "calon pengantin"nya.
Rakernas PAN pada 2011 memutuskan bang Hatta maju sebagai Capres. Tapi, kata Dradjad lagi, suara PAN dalam Pileg belum cukup untuk menjadikan PAN sebagai lokomotif koalisi. Jadi PAN membuka peluang mengajukan bang Hatta sebagai cawapres untuk mengusung agenda reformasi gelombang kedua tersebut
"Capres dan partai yang dipilih PAN sebagai pasangan, tentu yang bisa mengakomodasi agenda PAN, sekaligus siap berpasangan dengan bang Hatta sebagai pengemban amanat. Itu, kriteria yang mendasari pilihan PAN. Partai apa dan siapa? Tunggu sampai nanti diumumkan pak Amien dan bang Hatta bersama-sama pasangan capres dan mitra koalisi," papar Dradjad.
Yan pasti, lanjut Dradjad lagi, keputusan Hatta Radjasa akan berpasangan dengan siapa sudah tahap final yang akan segera diumumkan.
"Pembicaraan koalisi sudah sangat matang. Tapi, keputusan resmi tentang Capres Cawapres akan dibuat dalam Rakernas, karena ART menggariskan seperti itu. Jadi bukan MPP atau DPP. Rakernas adalah forum kedua tertinggi setelah Kongres PAN," Dradjad memastikan.