TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembahasan siapa tokoh pendamping bakal calon presiden yang di usung dari PDIP, Joko Widodo masih menjadi pembicaraan hangat di media massa.
Ada beberapa nama yang sebut ideal untuk menjadi pendamping Joko Widodo dalam pertarungan merebut kursi nomor satu di Indonesia, salah satunya yakni Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman.
Peneliti Center for Election and Political Party (CEPP) FISIP Universitas Indonesia, Abdul Aziz dalam keterangan persnya mengatakan, Joko Widodo memang populer dan punya elektabilitas tinggi, tetapi, dari kapabilitas memimpin negara masih patut dipertanyakan.
Pengalaman memimpin kota Solo dan setengah perjalanan memimpin Jakarta, tentu belum cukup dan belum meyakinkan. Untuk itu, Joko Widodo yang merupakan sipil murni mesti didampingi oleh figur kuat, tegas, berpengalaman, dari militer, dan punya prestasi.
"Saya melihat sosok Jenderal Budiman (KSAD) pantas dan sangat prospek mendampingi Jokowi sebagai (calon) wakil presiden," kata Abdul, Selasa (15/4/2014).
Menurutnya, perwira penerima bintang adimakayasa sebagai lulusan terbaik akabari tahun 1978 ini juga sangat berprestasi mengimplementasikan kebijakan reformasi TNI.
"Budiman pula yang menggagas dan menjalankan kebijakan antikorupsi di kalangan TNI Angkatan Darat, ketika menjabat Wakasad," jelasnya.
Oleh karena itu, dirinya berharap PDI Perjuangan dan Megawati tidak terjebak dengan rayuan gombal parpol calon anggota koalisinya yang mengajukan calon-calon stok lama yang belum tentu punya komitmen kuat menjadikan Indonesia lebih baik. "Jangan sampai PDIP terjebak rayuan partai politik," ujarnya.