TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA ---- Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Emron Pangkapi, mengatakan banyak kader partai berlambang Kabah itu yang kecewa dengan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, yang mendatangi kampanye Partai Gerindra di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), pada 23 Maret lalu.
Kepada wartawan di kantor DPP PPP, Menteng, Selasa (15/4/2014), Emron mengatakan bahwa kekecewaan itu baru ditunjukan setelah pemilu legislatif (pileg) 9 April lalu, yang berdasarkan berbagai hitung cepat PPP diketahui mendapat sekitar 7 persen.
"Seluruh jajaran partai ada perbedaan, tapi (bisa) menyembunyikan (perasaan) baik-baik. Kita tidak boleh pecah sebelum (pileg) 9 April, karena 9 April itu adalah ujian parpol, ketika nilainya sudah keluar, tidak ada ujian ulang," katanya.
Ia khawatir turunnya suara PPP, adalah karena moral kader PPP yang terganggu akibat pelesiran SDA ke kampanye Partai Gerindra. Dari target 11 persen, berdasarkan penghitungan cepat PPP cuma mendapatkan 7 persen.
Pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP di Bandung, telah diputuskan sejumlah nama sebagai kandidat calon presiden, salah satunya adalah SDA. Namun dalam daftar itu tidak ada nama Ketua Dewan Pembina sekaligus calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Ia mengaku tidak masalah jika ternyata SDA melakukan pendekatan ke Prabowo, tapi kata dia hal itu harus dibicarakan terlebih dahulu di forum resmi partai.
Emron berada di antara puluhan Dewan Perwakilan Wilayah (DPW), yang dimotori ketua DPW Jawa Barat, Rahmat Yasin, mengusung mosi tidak percaya terhadap SDA. Mosi tidak percaya itu adalah langkah awal untuk menggelar mukhtamar luar biasa, yang oleh Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga (AD / ART) punya kekuatan untuk mengevaluasi ketua umum partai.
"Hari ini ketua umum Partai Persatuan Pembangunan adalah pak Suryadharma Ali, besok di Mukhtamar situasi bisa berubah," tandasnya. (NURMULIA REKSO PURNOMO).