TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menanggapi pernyataan Politisi Gerindra Fadli Zon yang menuduh bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo menggunakan pasukan cyber di Social Media, Relawan Jokowi di Social Media atau Jokowi Advanced Social Media Volunteers (JASMEV) angkat bicara.
Koordinator JASMEV, Kartika Djoemadi, menegaskan,Jokowi tidak pernah secara khusus membayar pasukan cyber di media sosial. "Relawan Jokowi di media sosial itu banyak sekali. Ribuan jumlahnya dan tersebar di semua kanal media sosial. Para relawan itu tidak ada yang dibayar," ujar Kartika dalam rilisnya kepada Tribunnews.com, Selasa (22/4/2014).
"JASMEV merupakan wadah relawan Jokowi di media sosial yang bersifat longgar dan terbuka. Setiap anggota mempunyai jaringan relawannya masing-masing dan dipersilakan mengibarkan bendera komunitasnya masing-masing" tegas Kartika.
Lanjutnya lagi, JASMEV bersinergi dengan banyak komunitas relawan Jokowi yang lain, di media sosial. Keunikan JASMEV, imbuhnya, adalah seluruh anggota adalah "Real" dan bukan BOT. Alhasil, kredibilitasnya jauh lebih tinggi ketimbang buzzer yang dibayar khusus untuk kampanye.
Fenomena istilah Panasbung atau Pasukan Nasi Bungkus itu ada sejak adanya perang dukungan di media sosial saat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012 lalu. Saat itu, lanjut Kartika, kubu Fauzi Bowo memang menyewa banyak buzzer untuk berkampanye secara khusus melawan relawan Jokowi yang berjumlah ribuan.