TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie sebaiknya mundur dari posisinya serta pencalonan presiden. Pasalnya, target perolehan suara pada pemilu 2014 meleset dari 30 persen akhirnya hanya mendapatkan 14 persen.
"Harusnya legowo beliau," kata Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing dalam diskusi Founding Fathers House (FFH) di Jakarta, Rabu (23/4/2014).
Emrus menjelaskan adanya kegagalan Ical terkait perolehan suara di pemilu 2014. Padahal Golkar telah beriklan sebanyak mungkin. Tetapi hasilnya elektabilitas Ical tidak meningkat.
"Tokoh kredibilitasnya tidak tinggi meskipun diblow-up sedemikian rupa, jadi tidak terangkat," katanya.
Ia mengatakan kredibilitas Ical turun ketika kasus lumpur Lapindo yang tidak kunjung selesai. Kemudian kasus Zalianty bersaudara mengenai liburan ke Maladewa.
"Masyarakat jadi memaknai dan tidak memilih Ical," ujarnya.
Realitas tersebut, kata Emrus, membuat Golkar pesimis dan tidak realistis mengusung calon presiden. Sebab sulit untuk Ical memaksakan bertarung pada pemilihan presiden.
"Kalau dipaksakan justru memuluskan Jokowi jadi presiden. Ini analoginya seperti Mike Tyson dan Elias Pical, kalau dikonfrontir, Mike Tyson pasti menang," ujarnya.