TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyaknya caleg incumbent yang gugur di Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta III, menunjukkan para caleg incumbent itu terjebak dengan popularitas yang selama ini mereka terima.
Peneliti Pol-Tracking Institute, Agung Baskoro, mengatakan apa yang terjadi di Dapil Jakarta III sebenarnya lumrah dalam pemilu 2014. Karena fenomena serupa juga terjadi di banyak Dapil, dimana beberapa nama tenar yang sering mewarnai parlemen tidak terpilih kembali dan dikalahkan wajah-wajah baru.
"Hal ini bisa terjadi karena incumbent terjebak dengan skema popularitas yang tidak didukung dengan kerja-kerja publik yang jelas," kata Agung, Selasa (29/4/2014).
Sementara para caleg baru, kata Agung, terus turun ke bawah meski belum memasuki masa kampanye. Para caleg baru juga rajin memaparkan visi, misi, dan programnya yang lebih konkrit. Selain itu, caleg pendatang baru dinilai lebih kreatif dalam menawarkan program ketimbang caleg incumbent.
"Sehingga publik menangkap kondisi ini sebagai harapan baru yang berpeluang memperbaiki nasib mereka," imbuhya.