News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Calon Presiden 2014

Demokrat Sebut Golkar yang Comot Pramono Edhie

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aburizal Bakrie dan Pramono Edhie Wibowo.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan bahwa Partai Golkar-lah yang memilih peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo, untuk diusung sebagai bakal calon wakil presiden koalisi poros ketiga.

Dengan demikian, muncullah wacana untuk memasangkan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakri dengan Pramono dalam pilpres mendatang.

"Kalau Pramono, iya mereka yang menyebut," kata Syarief di Jakarta, Sabtu (17/5/2014).

Wacana memasangkan Aburizal dengan Pramono Edhie ini muncul dalam pertemuan Tim 6 yang terdiri dari perwakilan Golkar, yakni MS Hidayat, Agung Laksono, dan Idrus Marham; serta perwakilan Demokrat, yakni Syarief Hasan, Jero Wacik, dan Edhie Baskoro Yudhoyono.

Kendati demikian, Syarief menegaskan bahwa koalisi Demokrat dengan Golkar ini kemungkinan belum final. Belum ada titik temu di antara kedua partai mengenai calon presiden yang akan diusung.

Menurut Syarief pula, Partai Demokrat menginginkan Menteri Perindustrian MS Hidayat untuk diusung sebagai bakal calon presiden. Sementara itu, opsi yang diajukan Partai Golkar sebagai bakal capres adalah Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie.

Menteri Koperasi dan UKM itu juga mengatakan bahwa Demokrat tidak memiliki posisi tawar untuk memilih capres, mengingat perolehan suaranya dalam pemilu legislatif hanya 10,19 persen.

Jika berkoalisi dengan partai yang perolehan suaranya lebih tinggi, kata Syarief, maka partai yang lebih tinggi itulah yang berhak mengajukan capres.

Dalam kerja sama politik, menurut Syarief, Demokrat hanya bisa menawarkan nama-nama untuk diusung sebagai cawapres. Ada 11 nama peserta Konvensi Capres Partai Demokrat yang dinilainya patut dipertimbangkan, termasuk pemenang konvensi, Dahlan Iskan.

"Kalau menentukan cawapres, silakan capresnya, kami hanya mendorong. Misalnya, dari 11 itu, ada kader B, kami lihat kader ini bagus, ya silakan," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini