Laporan Wartawan Tribunnews, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Komite Pemilih Indonensia (TePI), Jeirry Sumampow, memprediksi akan ada krisis besar di Indonesia jika Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) pada 9 Juli nanti tidak membuahkan hasil. Soalnya, kata Jeirry, Pemilihan Umum Anggota Legislatif (Pileg) pada 9 April bisa dikatakan kacau balau.
"Kalau Pemilu sudah kacau balau begini, semuanya akan dipersalahkan. Akan ada krisis besar, kalau 9 Juli tidak ada hasil Pemilu," kata Jeirry aat acara 'Diskusi dan Evaluasi : Ricuh Rekapitulasi, Marak Sengketa. Apa Nasib Pilpres?', di Warung Dapur Selera, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (17/5/2014).
Jeirry khawatir jika pihak-pihak yang bermain curang saat Pileg juga melakukan hal sama saat Pilpres nanti. Padahal, lanjut dia, rivalitas Pilpres sangat tinggi mengingat pasangan calon diprediksi maksimal tiga.
"Kalau penjahat ini dibiarkan, mereka akan melakukan hal yang sama di Pilpres. Padahal tingkat rivalitas di Pilpres sangat tinggi. Kemungkinan besar hanya tiga calon. Saya melihat potensi itu ada. Saya khawatir calon yang 'underdog' main manipulasi. Dia akan menang. Dia main di tingkat PPS kasih Rp100 juta. Potensi seperti ini masih mungkin terjadi," kata Jeirry.