TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Forum Alumni Perguruan Tinggi Aktivis 98, menilai 21 Mei 1998 merupakan tonggak sejarah awal dari reformasi Indonesia yang dimotori oleh mahasiswa untuk menumbangkan rezim orde baru.
Enam belas tahun sudah Reformasi berjalan. Sepenggal sejarah seolah terlupakan oleh hinggar bingarnya tahun politik 2014.
Salah seorang aktivis 98 Taufan Hunneman, mengungkap peringatan reformasi ini merupakan momentum untuk konsolidasi kaum reformasi terhadap munculnya bahaya kekuatan orde baru yang melakukan metamorfosis, menjelma menjadi kekuatan yang hari ini mengaku paling reformis-paling merakyat.
Padahal, tegasnya, bertanggung jawab atas penculikkan dan kerusuhan Mei.
“Negara dan pemerintah belum jelas mampu berjalan ke arah cita-cita Reformasi selama 16 tahun ini, penuntasan kasus HAM, perbaikan ekonomi yang berkeadilan dan justru korupsi, kolusi dan Nepotisme (KKN) merajalela. Bulan Mei memang hanya sepenggal sejarah dari perjalanan panjang negara Republik Indonesia ini,” ujar Taufan dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (21/5/2014).
Aktivis 98 lainnya dari UKI, Nico Adrian, menegaskan haruslah mewaspadai terhadap kebangkitan anasir-anasir kekuatan orde baru. Segera membangun sistem Ekonomi yang berkeadilan. Menolak keras capres dan cawapres anasir orde Baru. Siapa pejuang reformasi dan siapa lawan perjuangan Reformasi.
"Dengan realitas menguatnya kekuatan orde baru secara sistematis dan terstruktur. Untuk itu, kami Forum Alumni Perguruan Tinggi Aktivis 98 bersikap tuntaskan kasus pelanggaran HAM pada periode 1998,” papar Nico.