TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi senior Golkar Fahmi Idris telah menyatakan dukungannya kepada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai calon presiden dan calon wakil presiden. Fahmi mengaku bukan tanpa alasan dirinya mendukung Jokowi-JK daan dirinya sadar apa yang ia pilih.
Fahmi mengetahui, bahwa pilihannya mendukung Jokowi-JK tidak sesuai dengan keputusan partainya yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Ia mengaku tidak akan memilih Jokowi-JK seandainya Aburizal Bakrie yang merupakan Ketua Umum Golkar menjadi Capres atau Cawapres.
"Saya akan pilih Ical kalau dia menjadi Capres atau Cawapres tentu tidak memilih Jokowi-JK. Bagaimanapun saya kader Golkar dan akan pilih Ketua Umum," kata Fahmi dalam diskusi yang diselenggarakan Populi Center dan Radio Smartfm 95.9 di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (24/5/2014).
Mantan Menteri Perindustrian itu menyesalkan dengan sikap Ical dalam melakukan lobi politik. Hal itu yang menjadi faktor Ical tidak mendapatkan posisi sebagai Capres maupun Cawapres, padahal Golkar pemilik suara terbanyak kedua hasil pemilihan umum legisltif 2014.
"Tidak jadinya Ical sebagai Capres dan Cawapres suara terbanyak keduaa menjadi tidak bernilai. Golkar pun terlunta-lunta," tuturnya.
Bekas Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu mengungkapkan bukan kali ini saja dirinya berbeda pandangan dengan partainya. Menurutnya, pada 2004 ia juga bersebrangan dalam memilih capres dan saat itu.
"Pada 2004 partai saya (Golkar) memilih mendukung Megawati-Hasyim Muzadi, tapi saya pilih SBY-JK. Karena pilihan Capres-Cawapres itu individu," ucapnya.
Politisi Golkar Fahmi Idris Akan Dukung Ical Kalau Jadi Capres atau Cawapres
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Rachmat Hidayat
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger