Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyesalkan ucapan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal (Pol) Sutarman, mengenai penggunaan rumah tidak boleh jadi tempat beribadah.
Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI, Jeirry Sumampow, mengaku PGI khawatir ucapan tersebut jadi preseden buruk yang seolah-olah melegalkan pembubaran keagamaan yang berlangsung di rumah.
Menurut Jeirry, ucapan tersebut bisa disalahgunakan oleh kelompok intoleran untuk membubarkan keagamaan tertentu.
"Itu yang kita sayangkan. Opini seperti ini bisa memberi peluang kepada pelaku-pelaku kekerasan, orang yang membenci agama lain, untuk melakukan kekerasan terhadap praktik-praktik ibadah di rumah. Seolah-olah kekerasan itu legal. Ini yang berbahaya," ujar Jeirry kepada Tribunnews.com, di Jakarta, Rabu (4/6/2014).
Menurut Jeirry kejadian pembubaran ibadah agama-agama khususnya minoritas sudah sering terjadi di Indonesia.
Terlebih lagi, terang Jeirry, banyak umat beragama di Indonesia yang tidak memiliki rumah ibadah karena berbagai hal tidak bisa mendirikannya. Sebut saja soal perizinan.
"Itu (ibadah di rumah) diakukan karena tidak bisa mendirikan rumah ibadah, padahal ril ada umatnya," lanjut dia.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Sutarman mengatakan bahwa berdasarkan aturan, rumah hunian pribadi tidak boleh digunakan untuk melakukan ibadah yang bersifat rutin, seperti shalat Jumat dan kebaktian yang dilakukan secara rutin.
Pernyataan tersebut disampaikan Sutarman terkait penyerangan sebuah kegiatan keagamaan Selaman, Yogyakarta.
PGI Sayangkan Pernyataan Kapolri Soal Larangan Rumah Jadi Tempat Ibadah
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Hasanudin Aco
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger