TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Calon presiden yang diusung oleh poros Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo mengatakan perlu ada ketegasan menyikapi masalah perbatasan, terutama antara Indonesia dan Malaysia.
"Kalau memang di lapangan mengatakan itu milik kita, ya harus kita pertahankan mati-matian," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi di Hotel Aston Jayapura, Papua, Kamis (5/6/2014).
Pria yang telah nonaktif dari jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta ini perlu dipelajari terlebih dahulu secara mendetail, jangan sampai ada kesalahan.
Sebab, masalah perbatasan merupakan masalah sensitif yang bisa memicu ketegangan antardua negara yang berdampingan. "Ya kalau dipastikan masuk ke kita, harus diminta. Saya kan juga belum tahu, belum masuk ke material," kata Jokowi.
Persoalan tapal batas wilayah negara Indonesia dengan Malaysia di kawasan Kalimantan kembali terjadi. Kali ini persoalan batas wilayah terjadi di perairan Tanjung Datu.
Saat ini Indonesia dan Malaysia akan melakukan Joint Verification wilayan perbatasan perairan Tanjung Datu untuk bersama-sama mengecek batas wilayah kedua negara ini.
Joint Verification ini dipicu oleh adanya pembangunan rambu suar oleh pihak Malaysia di perairan tersebut.
Menurut Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, jika Malaysia melanjutkan pembangunan rambu suar di wilayah perairan Tanjung Datu, maka Indonesia diperkirakan akan kehilangan wilayah laut seluas 143 meter.