Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nicolas Timothy
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo mempertanyakan sosok pemimpin yang tidak pernah merasakan susahnya hidup mampu merasakan apa yang dibutuhkan rakyat. Hal itu diungkapkannya ketika melakukan kampanye terbuka di Lapangan Siaga, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Saya hanya ingin katakan saya bisa merasakan bagaimana rakyat itu menderita. Karena saya bukan anak orang kaya.
Dari kecil hidup prihatin. Kalau kaya itu kaya sekali maksud saya, apa mau salaman sama rakyatnya? Enggak bisa rasakan dengan hati itu nggak bisa. Karena nggak bisa rasakan susahnya hidup rakyat, enggak pernah," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi, Sabtu (7/6/2014).
Pria yang telah nonaktif dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta ini mengaku pernah mengalami kesulitan ketika ia masih tinggal bersama orangtuanya.
"Saya lahir di bantaran sungai, dari keluarga tidak mampu. Dengan kerja keras orangtua, saya bisa sekolah. Saya juga pernah digusur, lalu pindah ke tempat kontrakan lain," kata Jokowi.
Selain itu, Jokowi mengkritik para pemimpin yang tidak pernah turun ke lapangan. Ia mengatakan pemimpin yang demikian tidak pernah tahu apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya.
"Makanya kenapa saya hanya 1 jam di kantor, 14 jam di bantaran kali, di kampung, di tanggul. Karena persoalan sesungguhnya itu ada di lapangan. Kalau di kantor itu biasanya yang maunya enak, tandatangan, lalu dapat duit," ucap Jokowi.