Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nicolas Timothy
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Calon Presiden Joko Widodo mengungkapkan masa lalunya yang penuh dengan keterbasan saat berkampanye terbuka di Lapangan Siaga, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/6/2014).
"Saya lahir di bantaran sungai, dari keluarga tidak mampu, kemudian dengan kerja keras, orangtua saya bisa menyekolahkan saya di SD, meskipun berat, saya bisa SMP, meskipun berat, saya bisa sampai SMA," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi, Sabtu (7/6/2014).
Jokowi yang telah nonaktif dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta ini bahkan menceritakan dirinya pernah merasakan bagaimana rasanya digusur dari rumahnya dan harus pindah-pindah kontrakan.
"Waktu saya kecil, rumah saya di pinggir kali, digusur, harus ke tempat kontrakan yang lain," ucap Jokowi.
Dengan pengalaman masa lalunya yang prihatin tersebut, Jokowi mengaku bisa merasakan bagaimana rakyat yang kesulitan untuk mendapatkan pendidikan dan kesehatan. Karenanya, ketika ia mendapatkan jabatan wali kota Solo, program yang ia prioritaskan yaitu bidang pendidikan dan kesehatan.
"Saya dari lahir sampai gede hidup di situ. Ya saya ngerti bagaimana sulitnya sekolahkan anak, kalau ada yang masuk rumah sakit. Oleh sebab itu, waktu saya jadi wali kota, program paling penting program dasar, kesehatan masyarakat itu gratis beneran bukan omongan dan pendidikan," kata Jokowi.
Hal yang serupa ia wujudkan ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta melalui Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar. Apabila ia terpilih menjadi presiden nanti, ia akan mengeluarkan Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar.