TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang pemilihan presiden yang akan digelar 9 Juli 2014, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengingatkan seluruh rakyat Indonesia cermat dalam melihat visi misi yang dipaparkan para Calon Presiden.
“Pemilihan presiden ini tidak boleh beli kucing dalam karung. Rakyat harus cermat menilai visi-misi mana yang sekiranya akan mampu membawa Indonesia lebih maju,” ungkap Ketua Umum HIPMI, Raja Sapta Oktohari Dalam sıaran pers nya, Senın (9/6/2014).
Hiruk pikuk kampanye calon presiden saat ini menghiasi berbagai layar pemberitaan. Berbagai trik yang baik maupun yang buruk dilakukan masing-masing tim pasangan capres-cawapres untuk memperoleh simpati rakyat Indonesia.
“Terlepas dari kemasan kampanye timses, berbagai kampanye hitam, serta simpang siurnya informasi, capres dan Cawapres harus mampu menjelaskan visi-misinya di depan Rakyat Indonesia. Jangan sampai visi-misi hanyalah ramuan dari para timsesnya yang bisa saja tidak mereka kuasai, “ kata Okto.
Latar belakang Capres bukanlah menjadi parameter ciri pemimpin yang dibutuhkan Indonesia. Saat ini yang dibutuhkan Indonesia adalah pemimpin bangsa berjiwa kenegaraan.
“Indonesia tidak butuh terlalu sipil atau terlalu militer. Indonesia butuh seorang negarawan yang mampu melihat dan menyelesaikan persoalan. Karena nanti pada saat menjabat sebagai presiden dengan sendirinya harus berlaku sebagai negarawan, “ tegas Okto.
Oleh karenanya seorang pemimpin nasional ke depan harus visioner dan memiliki terobosan-terobosan program yang mampu mendorong kondisi ekonomi, sosial, politik, maupun budaya lebih maju.
“Butuh daya dorong yang kuat untuk membawa indonesia lebih besar dan lebih kuat dari hari ini. Sebagai bagian dari 20 negara terbesar didunia mestinya kita mudah lebih jauh berkembang,” ungkapnya.