Laporan Wartawan Tribunnews.com, Serihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Debat calon presiden dan wakil presiden tahap pertama yang berlangsung di Balai Sarbini, Jakarta, Senin (9/6/2014) sudah lewat. Masing-masing pasangan baik Prabowo-Hatta atau Jokowi-JK menuai pujian, kritik, bahkan menjurus cacian.
Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai debat yang diperlihatkan kedua pasangan capres dan cawapres harus diapresiasi publik. Kendati kedua pasangan ini bersaing sengit, namun mereka menutup debat dengan salam, dan senyum.
"Pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK telah memberi teladan bagi publik bahwa persaingan sesengit apapun tidak boleh melupakan persaudaraan dan tekad untuk membangun NKRI," ungkap Ari saat dihubungi Tribunnews.com di Jakarta, Selasa (10/6/2014).
Ari menilai, jalannya debat yang mengangkat tema, 'Pembangunan demokrasi, pemerintahan yang bersih dan penegakan hukum,' sangat ketat. Masing-masing pasangan mengelaborasi gagasan dan rencana kerja kelak terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.
Dari sisi gaya, kata Ari, Prabowo tetap mengandalkan sisi retorikanya yang sudah menjadi ciri khasnya selama ini. Ia jatuh pada gagasan besar. Jokowi berbeda. Dengan tenang, bisa menjelaskan masalah-masalah teknis pemerintahan dengan bahasa keseharian yang mudah dimengerti publik.
"Prabowo terlihat gugup dan sedikit terpancing emosinya ketika JK menanyakan masalah pelanggaran HAM. Untungnya Hatta mampu menutupi kekurangan Prabowo. Demikian juga JK, rentang pengalamannya yang panjang di dunia usaha dan birokrasi menjadikan pasangan Jokowi-JK lebih unggul dalam debat seri pertama ini," paparnya.
Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK Beri Teladan Usai Debat Sengit
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Y Gustaman
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger