TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Panglima TNI Jendral (Purn) Djoko Santoso mengaku percaya pasangan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, bisa membangun pemerintahan yang solid bila menang. Pasalnya saat ini saja pasangan itu didukung oleh mayoritas parlemen.
Dalam pemaparannya di deklarasi dukungan Poros Pelajar Santri Indonesia(PPSI) untuk Prabowo - Hatta, di posko pemenangan Prabowo-Hatta di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (12/6/2014), Djoko menyebutkan bahwa dengan pemerintahan yang didukung oleh parlemen akan menghasilkan stabilitas.
"Dengan stabilitas nasional yang kuat, dimungkinkan terselenggaranya pembangunan nasional, dimungkinkan kita sebagai rakyat meningkat kesejahterannya," ujarnya.
Partai pendukung pasangan Prabowo - Hatta adalah Partai Gerindra, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golkar dan Partai Bulan Bintang. Sedangkan pendukung pasangan Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK) adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
"Kalau dia didukung kurang lima puluh persen, saya yakin tidak akan mampu membangun pemerintahan yang kuat," ujarnya.
Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) yang menurutnya cerdas dan dibantu 70 persen parlemen, masih bisa "sempoyongan" menjalankan kebijakannya. Namun untungnya SBY masih bisa bertahan di kursi kepresidenan dan menjalankan kebijakannya.
"Kalau bukan SBY pasti presidennya sudah ganti itu, sudah jatuh dari kemarin-kemarin," terangnya.
Selama SBY menjabat Djoko mengaku sebagai salah satu pendukung SBY agar tidak lengser. Alasan dia sederhana, karena jika SBY lengser Indonesia tidak akan memiliki presiden yang terpilih dan bisa mengakhiri masa jabatannya hingga tuntas.
"Saya mempertahankan (SBY) untuk sejarah bangsa, bahwa Indonesia belum pernah ada persiden selesai dua periode. Kalau tidak ada yang jelek bangsa sendiri," tandasnya