TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Mantan aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD), Nia Damayanti, membeberkan kisah kelamnya saat mengalami penculikan oleh TNI di acara Rock The Vote, di Rolling Stone Cafe, Jalan Ampera, Jakarta Selatan, Rabu (11/6/2014).
Alumnus Universitas Airlangga itu menyebutkan bahwa ia pertama kali menjadi aktivis setelah kenalan dengan seniornya, Herman Hendrawan yang kini masih hilang. Nia akhirnya aktif di PRD.
Ia menyebutkan bahwa pada tahun 1996 dalam keadaan hamil dua bulan, ia dibawa paksa oleh tentara dari kediamannya.
"Waktu itu saya sudah menikah. Sebelum di bawa ibu saya maksa untuk diperiksa, ternyata saya hamil, dan saya tetap dibawa," ujarnya.
Saat itu yang membawanya adalah anggota Kodam Brawijaya. Selama satu setengah bulan. Selama satu setengah bulan Nia menjalani pemeriksaan, dibarengi dengan aksi kekerasan oleh aparat. Nia akhirnya terpaksa kehilangan anaknya karena keguguran.
"Saya akhirnya dilepaskan karena terus pingsan, mereka takut akhirnya saya dilepaskan," ujarnya.
Menjelang sidang umum MPR tahun 1998, Nia kembali merasakan nasib yang sama, yakni diambil paksa oleh aparat. Saat itu ia tengah mengandung anak keduanya.
"Anak saya sekarang umumrnya sudah enam belas tahun. Saya ceritakan hal ini ke anak saya, ke anak-anak lain tentang sejarah hitam ini," tandasnya.
Nia Damayanti Beberkan Pengalamnnya Diculik
Editor: Hendra Gunawan
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger