TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesenjangan miskin dan kaya yang semakin lebar, akses pendidikan yang masih sulit dan masyarakat mengeluarkan persen pendapatan besar untuk biaya hidup, menjadi alasan utama meletakkan beban ke pundak Joko Widodo atau Jokowi untuk melanjutkan revolusi.
"Revolusi kita artikan sebagai perbaikan besar-besaran dalam semua hal. Penghematan uang negara dengan mencegah kebocoran, sehingga tidak terbuang percuma," tegas Guruh Soekarnoputra dalam acara ulang tahan Relawan Jokowi Bara JP di Bundaran HI Jakarta, Minggu (15/6/2014).
Guruh mengatakan, jumlah orang miskin di Indonesia sekarang ini sangat besar. Kendati angka-angka yang dilansir pemerintah jumlahnya berkurang, namun secara ril, jumlah orang miskin justru bertambah.
Ia menegaskan, menyikapi kondisi semacam ini dengan diam tidak akan menyelesaikan masalah. Kalau begitu sama saja membiarkan kesenjangan semakin melebar. "Oleh karena itu, mari dukung Jokowi, mari dukung perubahan," ajak Guruh.
Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), lahir di Gedung Indonesia Menggugat (GIM) Bandung, tempat Soekarno diadili tahun 1930, dengan pledoi berjudul "Indonesia Menggugat."
Sebelum orasi, Guruh membagi-bagikan kaos bergambar Jokowi kepada massa yang berjubel ke depan panggung. Dengan Sabar, Guruh memberi kaos, juga membuat kuis berhadiah kemeja kotak-kotak.
Guruh: Kita Butuh Jokowi Lanjutkan Revolusi
Editor: Y Gustaman
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger