TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Presiden Joko Widodo menandaskan jika terpilih menjadi presiden, melalui pemerintahan barunya dia bertekad membangun sekurang-kurangnya 5.000 pasar tradisional di seluruh Indonesia.
“Dia juga akan memodernisasi atau merevitalisasi pasar tradisional yang selama ini tidak diurus. Terutama pasar tradisional yang telah berusia lebih dari 25 tahun,” kata Poempida Hidayatullah, Tim Pemenangan Jokowi-JK dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (18/6/2014).
Ditegaskan, lewat agenda aksi yang akan dilakukan, Jokowi-Jusuf Kalla juga akan memprioritaskan akses modal bagi usaha menengah kecil dan mikro (UMKM) dan pendampingan ekonomi untuk menumbuhkan entrepreneur-entrepreneur muda.
Jokowi-JK berpendapat keberpihakan terhadap ekonomi kerakyatan dalam mata rantai perdagangan nasional adalah kunci dari kedaulatan ekonomi bangsa.
“Negara harus mengembangkan arah kebijakan yang memperkuat pengembangan basis ekonomi lokal berdasarkan pada keunggulan budaya, ekonomi lokal, UMKM serta mengembangkan skema proteksi nasional guna melindungi produsen nasional,” ujar Poempida.
Saat menjadi gubernur DKI Jakarta, Jokowi banyak merevitalisasi pasar tradisional. Pasar terakhir yang direvitalisasi adalah Pasar Gondandia (Jakarta Pusat) dan Pasar Gembrong (Jakarta Timur). Setelah direvitalisasi, para pedagang mengaku lebih nyaman dalam berusaha.
Tidak sampai seminggu setelah Pasar Senen, terutama Blok III terbakar, Jokowi meminta agar program revitalisasi, dimulai segera mungkin.
Tekad untuk merevitalisasi sedikitnya 5.000 pasar tradisional juga diungkapkan kembali saat dia melakukan Debat Capres di Gran Melia yang disiarkan Metro TV, Minggu (15/6).
“Visi revitalisasi pasar tradisional akan terwujud, setidaknya untuk 5.000 pasar tradisional jika pasangan Jokowi-JK terpilih dalam pilpres 9 Juli nanti”, kata Poempida.
Ia menambahkan, rencana aksi itu perlu agar ekonomi para pedagang bisa meningkat dan pasar bisa lebih teratur dan bersih, tidak becek, sehingga konsumen betah berbelanja.