News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Korupsi Transjakarta

PDIP: Bukan Gaya Megawati Intervensi Kasus Hukum

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politisi Senayan dari Fraksi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari berkunjung ke Redaksi Tribunnews.com. Jakarta. Kamis (30/1/2014) kunjungan Eva Kusuma Sundari melakukan livechat dengan pembaca tribunnews.com, serta diskusi berbagai perkembangan politika di Indonesia. (TRIBUNNEWS.COM/BIAN HARNANSA)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - PDI Perjuangan membantah adanya pembicaraan telepon antara Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dengan Jaksa Agung Basrief. Pembicaraan itu terkait kasus dugaan korupsi Bus Transjakarta yang kini diproses di Kejaksaan Agung.

Politisi PDIP Eva Kusuma Sundari mempertanyakan transkrip pembicaraan yang kabarnya berasal dari KPK. "Satu apa benar itu dari KPK, masa membocorkan (transkrip)? ini agak aneh, maksain," kata Eva di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (18/6/2014).

Selain itu, Eva mengatakan bukan tipikal Megawati berbicara melalui telepon menanyakan suatu kasus.

"Buka tipe Bu Mega, telpon-telpon langsung, yang kita paham Mega tidak intervensi, bahkan ketika ia jadi presiden," tuturnya.

Eva menegaskan pihaknya percaya akan profesionalitas dan independensi KPK. "Dia (KPK) tidak bisa didikte apalagi kita oposisi. Mereka fair dan objektif. Itu bukan gaya Bu Mega, nelpon aku saja nyuruh siapa dulu," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Progres 98 mendatangi Pusat Pelayanan Hukum dan Pengaduan Masyarakat Kejaksaan Agung, Rabu (18/6/2014) siang.

Kedatangan mereka dalam rangka memberikan surat permohonan klarifikasi terkait dugaan bocornya transkif pembicaraan antara Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri dengan Jaksa Agung Basrief Arief melalu saluran seluler terkait kasus korupsi proyek pengadaan bus TransJakarta.

"Kita mantan aktivis 98 yang tergabung dalam progres 98 datang kemari terkait dengan laporan kami ke KPK yaitu terkait tiga rekening grativikasi gubernur DKI Jakarta non aktif Joko Widodo yang sekarang berakhir pada pemberian data oleh pihak KPK utusan Bambang Widjojanto yaitu menyangkut bocoran transkif rekaman pembicaraan Megawati deng Jaksa Agung Basrief Arief," ungkap Ketua Progres 98 Faizal Assegaf di Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan.

Berikut transkrip yang diperoleh dari Faizal, saat memberikan keterangan pers di kantor Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu (18/6/2014):

Basrief Arief: ... Terima kasih bu, arahannya sudah saya terima, langsung saya rapatkan dengan teman-teman..."

Megawati: "... Itu anu, sampean jangan khawatir, soal media saya serahkan ke Pak Surya, nanti beliau yang berusaha meredam..."

Basrief Arief: "... Makasih bu, eskalasi pemberitaan beberapa hari agak naik, tapi alhamdulillah trendnya mulai menurun. Tim kami sudah menghadap Pak Jokowi meminta yang bersangkutan agar tidak terlalu reaktif ke media massa..."

Megawati: "... Syukurlah kalau begitu, intinya jangan sampai masalah ini (kasus TransJakarta) melemahkan kita, bisa blunder hadapi Pilpres, tolong diberi kepastian, soal teknis bicarakan langsung dengan Pak Trimedia dan mas Todung, aku percaya sama sampaean..."

Basrief Arief: "... Tadi sore kami sudah berkoordinasi, insyallah semuanya berjalan lancar, mohon dukungan dan doanya Bu, saya akan berusaha maksimal, Pak Trimedia juga sudah menjamin data-datanya..."

Megawati: "... Amien, semua ini ujian, semoga tidak berlarut-larut, apa sih yang ga dipolitisir, apalagi situasi kini makin dinamis, tapi saya percaya sampean dan kawan-kawan bisa meyakinkan ke media, saya percaya bisa diatasi, jangan kasus ini Pak Jokowi jadi terseret dan membuat agenda kita semua berantakan..."

Basyrief Arief: "... Insyallah saya usahakan, sekali lagi terima kasih kepercayaan ibu kepada saya dan teman-teman, kita komit kok Bu, untuk urusan ini (kasus TransJakarta) saya pasang badan..."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini