TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Tim Pemenangan Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Poempida Hidayatullah, menyatakan penilaiannya bahwa dukungan para elite Fraksi Partai Demokrat ke pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tak memiliki efek apa-apa.
Poempida menyatakan sebenarnya dirinya tak mau ikut campur urusan elite Partai Demokrat (PD) mendukung Prabowo-Hatta.
Hanya saja, dia sedikit mengamini ucapan Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul yang menyatakan bahwa rekan sefraksinya yang mendukung Prabowo-Hatta adalah caleg-caleg gagal yang sedang berusaha agar diakomodir jika pasangan nomor satu tersebut memenangi Pilpres pada 9 Juli 2014 mendatang.
Menurut Poempida, dukungan dari elite PD kepada pasangan Prabowo-Hatta, yang koalisinya sudah sangat gemuk, malah tidak ada manfaatnya.
“Langkah yang diambil mereka itu redundant, tak beri signifikansi apa-apa. Ini sebuah langkah redundant bagi elite Demokrat yang tak menguntungkan bagi partainya, dan takkan bisa membawa efek ke Prabowo Hatta," kata Poempida, di Jakarta, Rabu (18/6/2014).
Poempida juga mengamini pernyataan Ruhut karena memang sebagian besar Fraksi PD itu bukan orang-orang yang terpilih.
“Ini kan hanya tambah sumpek koalisi elite di sana. Lucu juga belakangan karena ini sudah injury time,” ujarnya.
Dia justru mengapresiasi sikap Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono yang telah menegaskan netral di Pilpres 2014 ini. Hal itu penting agar Pilpres jangan diwarnai ketidakjujuran akibat keberpihakan kekuasaan.
“Saya awalnya apresiasi SBY karena berposisi netral. Sebagai orang yang berkuasa, tak mungkin maju capres, dia memilih netral. Itu sangat bagus posisinya. Karena ada dua kubu di luar dirinya, jadi netral," kata Poempida.
"Tapi dengan pernyataan baru Fraksi PD, bisa jadi dianggap permainan dua kaki yang ke publik seakan-akan netral."
Poempida juga mengaku pihaknya tidak terlalu khawatir atas dukungan elite PD kepada pasangan Prabowo-Hatta. Sebab, jika mengacu pada hasil survei sejujurnya justru mayoritas pemilih PD mengarahkan dukungannya ke Jokowi-JK.
“Memang di survei pun, pemilih PD lari ke kita. Makanya dukungan elite DPR itu memang tak signifikan,” ujarnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul menilai dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dari para politisi Demokrat bukanlah sikap resmi partai.
Ruhut mengatakan, sebagian besar yang mendukung Prabowo-Hatta adalah anggota Fraksi Demokrat yang gagal melenggang ke Senayan untuk periode 2014-2019.
"Itu inisiatif masing-masing kader mengajak temannya, apalagi mereka sudah tidak terpilih lagi. Siapa tahu kan mereka terpanggil jadi salah satu menteri, komisaris BUMN (badan usaha milik negara), atau duta besar (jika Prabowo-Hatta terpilih)," kata Ruhut, Senin (16/6).
Mengacu pada hasil survei terbaru yang dirilis Indo Barometer, manuver elite PD memang bisa dilihat berseberangan dengan mayoritas arus bawah konstituen partai besutan SBY tersebut.
Menurut Direktur Ekskutif Indo Barometer M Qodari, sikap tegas Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyatakan pihaknya netral dalam Pilpres 2014 menjadikan mayoritas pemilih Demokrat leluasa menentukan pilihannya di pilpres.
Hal itu terbukti meskipun beberapa elite Demokrat mendukung pasangan Prabowo-Hatta, tetapi mayoritas pemilih Demokrat justru akan memilih pasangan Jokowi-JK.
Dalam survei Indo Barometer, pemilih Demokrat yang mendukung Jokowi-JK sebanyak 47,6 persen. Sementara yang mendukung Prabowo-Hatta hanya 36,6 persen saja, dan sebanyak 15,9 persen menyatakan belum memutuskan pilihannya.
"Dari data ini kalau netral seperti digariskan SBY, suara Demokrat banyak ke Jokowi-JK, yakni sebesar 47,6 persen,” kata Qodari.
Dukungan kepada Prabowo-Hatta itu sendiri dicanangkan oleh Ketua Fraksi PD Nurhayati Ali Assegaf.