TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) akan mengeluarkan resolusi untuk merespons pemilu presiden (pilpres) 9 Juli mendatang.
Sikap ini dianggap penting oleh keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) karena salah seorang calon presiden, Prabowo Subianto , dianggap turut terlibat dalam kasus penculikan aktivis 1997/1998.
Ketua (IKOHI) Mugiyanto menyebutkan, secara umum keluarga korban pelanggaran HAM masa lalu akan mengerucut harapannya pada calon presiden dan calon wakil presiden yang mengikuti kontestasi pilpres 2014.
Pihaknya tidak akan mengarahkan pada salah satu capres-cawapres, melainkan diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing keluarga korban.
"Kecenderungannya bukan diarahkan ke siapa, namun yang jelas kami menolak capres pelanggar HAM. Nanti forum yang memutuskan," katanya kepada wartawan, Selasa (24/6/2014) malam.
Lebih lanjut secara tegas pihaknya menolak mendukung calon presiden Prabowo Subianto. "Kami pasti menolak yang satu (Prabowo). Dia harus menyelesaikan dulu kasusnya," katanya.
Mugiyanto menambahkan, harapan keluarga korban adalah penyelesaian berbagai kasus pelanggaran HAM. Siapapun capres yang komitmen menyelesaikan, IKOHI akan mendukungnya.
Kedua, IKOHI mempertimbangkan rekam jejak kontestan pilpres dalam hal pelanggaran HAM. Terakhir, IKOHI akan melihat seberapa besar kontestan berani meneken kontrak politik atau manifesto terhadap penyelesaian HAM.