TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Allan Nairn, seorang wartawan investigasi dari Amerika Serikat (AS) kembali bikin heboh.
Beberapa hari lalu, di blog pribadinya, www.allannairn.org, wartawan senior ini menulis soal hasil wawancaranya sekitar tahun 2001 dengan Prabowo Subianto yang isinya ada yang menghina secara fisik Presiden RI ketiga (Alm) Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Di media sosial Twitter, tulisan Allan di blog ini mengundang reaksi dan jadi perbincangan hangat. Dalam beberapa hari terakhir sejumlah media online memberitakan soal pengakuannya itu.
Nah, kini Allar Nairn ternyata saat ini berada di Indonesia.
Di blog pribadinya, Kamis (26/6/2014), wartawan senior dan pernah dipenjara oleh Soeharto di zaman Orde Baru (Orba) saat meliput di wilayah Timor Timur (kini Timor Leste) ini, mengaku saat ini sedang berada di Indonesia namun dimana tepatnya dia berada tidak disebutkan.
"Saya sekarang ada di Indonesia, jika TNI ingin menangkap saya, mereka bisa," tulis Nairn.
Dia menjelaskan itu di blog-nya setelah mengetahui bahwa Juru Bicara Tim Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Budi Purnomo, menilai tulisannya itu adalah bentuk kampanye hitam.
Apalagi, dalam berita sebuah media yang dilampirkan di blog-nya itu, Allan disebut oleh Budi sebagai jurnalis Amerika yang diketahuinya sudah tujuh kali masuk Indonesia secara tidak sah alias ilegal.
"TNI bahkan pernah menyatakan akan menangkap Allan jika ketahuan datang lagi ke Indonesia," kata Budi seperti yang tertera di blog Allan Nairn.
Dalam tulisan di blog-nya, Allan Nairn mengatakan, "Jika Jenderal Prabowo memang ingin saya ditangkap karena apa yang telah saya tulis tentang dirinya, maka saya meminta agar ia mengatakannya sendiri."
"Seperti tulisan saya tentang Prabowo, itu akurat. Jika Jenderal (Prabowo) ingin menyangkal ini, saya mengundang dia untuk menghadapi saya di pengadilan Indonesia, dengan mengajukan tuduhan fitnah pidana terhadap saya," tulis Nairn yang pernah memenangkan pernghargaan Robert F. Kennedy Memorial First Prize for International Radio untuk reportase investigasinya di Timor Timur.
Sebelumnya Allan berkisah bahwa dari pembicaraan dengan Prabowo medio 2001 dijelaskan posisi Indonesia yang belum siap untuk berdemokrasi sebab Indonesia saat itu masih dihuni oleh kelompok-kelompok pelaku kekerasan sehingga masih dibutuhkan rezim otoriter yang bersifat lunak.
Terpisah, seperti diberitakan Kompas.com, Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo menyebut tulisan di blog salah seorang wartawan investigasi, Allan Nairn, yang diklaim hasil wawancara off the record-nya dengan Prabowo Subianto sebagai sampah. Karena itu, ia enggan untuk menanggapinya.
"Sudahlah, sampah itu. Sampah itu kan bau," kata adik Prabowo Subianto itu seusai menemui Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di Balaikota Jakarta, Kamis (26/6/2014).
Di blog pribadinya, www.allannairn.org, Allan Nairn mem-posting tulisan yang berjudul "Do I Have Guts," Prabowo Asked, "Am I Ready To Be Called A Fascist Dictator?".
Tulisan itu berisi wawancara off the record Allan dengan Prabowo yang dilakukan pada Juni dan Juli 2001.