News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Calon Presiden 2014

Bikin Puisi "Salam 5 Jari" dan Kutip Kata 'Bocor', Yuddy Chrisnandy Sindir Capres?

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politisi Hanura, Yuddy Chrisnandi saat diskusi politik di Jakarta Pusat, Minggu (4/5/2014). Diskusi ini bertemakan menentukan arah koalisi partai mendekati pemilu presiden Juli nanti. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Yuddy Chrisnandy, membuat puisi baru berjudul 'Salam 5 Jari" yang berisi renungan untuk dipertimbangkan masyarakat sebelum menggunakan hak pilih pada Pilpres 9 Juli mendatang.

Berikut isi puisi yang dikirimkan oleh Yuddy tersebut.

Salam 5 Jari

'Bocor. Bocor...'
Begitu ia berpidato lantang.
Tapi, mengapa saat sejumlah parpol yang ketua umumnya jelas-jelas terduga koruptor mendukungnya, dia tak berani menentang?
Hanya untuk menang?
Putih adalah seragamnya.
Tapi, mengapa tak pernah sepatah katapun mengecam "obor rakyat" yang menyebar fitnah, berkampanye hitam?
Hanya untuk menang?
Pancasila merah terpasang di dada kanan.
Tapi, mengapa ia membuka dukungan dari ormas yang jelas-jelas intoleran?
Hanya untuk menang?
Ketika bertatap muka di panggung televisi, ia selalu memberi tanda hormat dan berkata setuju.
Tapi, mengapa saat berkampanye, ia justru selalu mengumpat-umpat dan menghina: "Capres boneka! Capres kacung!"
Bukankah itu jauh dari sikap rasa penuh hormat?
Menyelamatkan 1 orang TKI dari ancaman hukuman mati dianggap sebagai jasanya.
Tapi mengapa ia terlibat penculikan 9 aktivis 1998 yang melawan rezim otoriter yang telah menghancurkan negeri? Hanya untuk menang?
Ia itu TEGAS atau TEGA?
Saatnya jeli mencermati, mana yang tak berambisi, berjuang untuk negeri dengan hati suci, dan mana yang sejak lama berambisi dan mengupayakan segala strategi.
Renungkanlah... Pilihlah dengan hati pada 9 Juli nanti."

Yuddy Chrisnandy menyatakan apa yang dituliskannya itu bukan karena dirinya adalah timses, apalagi dibayar.

"Saya menulis ini hanya tergerak di hati karena mengetahui banyak informasi terdistorsi akibat banyak yang tidak berani atau terkalahkan oleh informasi bayaran yang penuh manipulasi," kata Yuddy di Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini